JAKARTA — Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) mencatat tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia masih rendahDirektur Produktivitas dan Kewirausahaan Ditjen Pembinaan dan Pelatihan Produktivitas (Binalattas) Kemenakertrans, Yunani Roaidah, mengungkapkan, rendahnya produktivitas ini disebabkan tingkat kemiskinan dan lapangan kerja yang masih terbatas.
"Oleh karena itu pemerintah menawarkan salah satu solusinya melalui pelatihan wirausaha dan pengembangan 132 desa produktif,” kata Yunani seusai diskusi ilmiah tentang “Reinventing Productivity” yang diselenggarakan di Gedung Kemenakertrans, Selasa (8/3).
Merujuk pada data Kemenakertrans, pada tahun 2010 jumlah peserta kewirausahaan sebanyak 5000 orang
BACA JUGA: Mahfud Merasa Iba dengan Jemaat Ahmadiyah
Namun yang berhasil hanya 20 persen atau 1.000 orang sajaBACA JUGA: Tiga Jaksa Agung Muda Segera Diganti
Yunani menjelaskan, peserta kewirausahaan yang berhasil memang memiliki kemampuan dan pengetahuan dan proses pembinaan melalui proses pembimbingan secara berkelanjutan
Ke depan, tambah Yunani, Kemenakertrans akan bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Lembaga Produktivitas Nasional (LPN) guna membuat alat ukur produktivitas di tingkat makro, mikro, perusahaan, individu dan pedesaan
Yunani menjelaskan, berdasarkan penelitian International Management Development (IMD) yang hanya meneliti tingkat produktivitas tenaga kerja di negara-negara Asia, Indonesia menempati posisi 35 dari 57 negara
BACA JUGA: EE Mangindaan Takut Sama Kepala Daerah
Namun jika dilihat dari penghitungan produktivitas nasional 2010, lanjut Yunani, ada kenaikan nominal produktivitas Rp 21,4 jutaArtinya, jumlahnya naik dari tahun 2010 yang berada di posisi Rp 20,8 juta per orang tenaga kerja.(cha/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Istana Tuding Media Kompori Reshuffle
Redaktur : Tim Redaksi