Kemendikbud: Ortu Harus Bangga Anaknya Masuk SMK karena Passion

Rabu, 10 Juni 2020 – 22:55 WIB
Para siswa SMK siap melakukan magang kerja ke perusahaan. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengimbau para orang tua untuk mengubah mindset tentang sekolah favorit dan tidak. Jangan pernah memaksakan anak untuk masuk sekolah favorit hanya demi gengsi.

"Tidak ada namanya sekolah favorit, program studi (prodi) favorit. Orang tua harusnya bangga ketika anaknya memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai passion-nya," kata Dirjen Wikan dalam Halalbihalal SMK Indonesia dan Bincang-bincang virtual, Rabu (10/6).

BACA JUGA: SMK Ponpes dan Sekolah Vokasi Sangat Terbantu dengan Program Kartu Prakerja

Dia menegaskan, tidak benar anggapan bahwa masuk SMK masa depannya suram. Justru lulusan SMK kini makin cerah karena bisa lanjut ke jenjang pendidikan tinggi S1 dan S2 Terapan.

"Orang tua dan siswa harus ingat, masa depan itu suram bila memilih prodi dan sekolah yang tidak sesuai passion, tidak ada visi, tidak ada komitmen dan enggan kerja keras," ucapnya.

BACA JUGA: Tujuh Siswa SMK Garap Adik Kelas Secara Bergiliran di Ruang Praktek Sekolah

Dia mencontohkan Prodi favorit seperti kedokteran, ekonomi kalau passion kita tidak di situ akan jadi suram bagi masa depan siswa. Salah satu ciri orang bahagia adalah bila bekerja sesuai dengan passion.

Untuk mendorong siswa agar SMK bukan pilihan kedua, Kemendikbud mempunyai berbagai strategi. Di antaranya mengubah kurikulum. SMK dan industri harus segera menikah agar terjadi link and match.

BACA JUGA: Siswa SMA-SMK di Jatim Libur 2 Pekan, Tetapi Ada Pengecualian

Kemudian mengubah beberapa program pendidikan SMK menjadi 4 tahun. Ketika siswa lulus, dia akan mendapatkan ijazah D1 atau D2.

Siswa SMK juga wajib praktek kerja industri. Di sini soft skill diuji. Apakah siswa punya komunikasi yang baik dan bisa bekerja tim.

"Untuk guru SMK, akan ditingkatkan soft skill dan hard skill. Industri juga akan didorong untuk menghargai kompetensi. Itu sebabnya SMK harus segera menikah dengan industri. Ini agar bisa sama-sama menyusun kurikulum yang sesuai kebutuhan dunia industri dan usaha. Sedangkan tenaga profesional di industri bisa mengajar di SMK," paparnya.

Dia lagi-lagi meminta ortu untuk yakin anaknya masuk sekolah sesuai passion-nya.

Pada kesempatan sama Direktur SMK M Bakrun mengungkapkan, di masa pandemi COVID-19, guru dan siswa makin semangat serta kreatif. Beberapa kompetensi bisa dilakukan lewat daring. Misalnya animasi bisa dilakukan di rumah masing-masing.

"Peran industri sangat penting. Tidak semuanya bisa dilakukan dengan daring tetapi blended learning. Dengan pandemi bisa menciptakan berbagai inovasi baik guru maupun siswa SMK," tandas Bakrun. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler