Kemendikbud Sarankan TIK jadi Muatan Lokal

Senin, 29 Januari 2018 – 00:12 WIB
Siswa SMP di kelas.

jpnn.com, JAKARTA - Para guru mata pelajaran (mapel) teknologi informasi dan komunikasi (TIK) resah. Mereka menolak keputusan Kemendikbud menghapus mapel tersebut.

Mereka tetap menuntut supaya TIK dijadikan mapel. Data terkini ada 33.818 guru TIK yang terdaftar di data pokok pendidikan (dapodik). Pemerintah menyarankan TIK dimasukkan dalam muatan lokal (mulok).

BACA JUGA: Angkat Film Lokal, Kemendikbud Gelar Nobar

Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Bambang Winarji menuturkan, kedudukan guru TIK diatur dalam Permendikbud 45/2015.

’’Guru TIK dapat membimbing siswa, memfasilitas tenaga kependidikan maupun guru,’’ katanya usai membuka Rembuk Nasional Guru TIK di Jakarta, seperti diberitakan Jawa Pos.

BACA JUGA: Kemendikbud Klaim Sukses Perluas Akses Pendidikan

Bambang menjelaskan beban guru TIK sama dengan guru bimbingan konseling (BK). Yakni untuk bisa memenuhi beban kerja, guru TIK wajib membimbing minimal 150 siswa.

Ketentuan ini baik untuk kurikulum berbasis KTSP (Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan) maupun K13 (Kurikulum 2013).

BACA JUGA: 52 Film Indonesia Bakal Diputar di Eropa

Tetapi Bambang menegaskan TIK juga bisa dimasukkan di dalam pembelajaran. Yakni di dalam mulok.

Dia menjelaskan ketika TIK dijadikan mulok, maka guru TIK sudah tidak dibebani dengan bimbingan kepada 150 siswa.

Sebagai gantinya beban kerja minimalnya adalah mengajar 24 jam tatap muka/pekan. Sama seperti guru pada umumnya. ’’Jadi tergantung kepiawaian kepsek (kepala sekolah, red),’’ papar dia.

Pengamat pendidikan Indra Charismiadji menyayangkan Kemendikbud masih tetap menghapus mapel TIK.

’’Kemendikbud menganggap TIK itu masih pelajaran yang old. Belajar (Microsoft Office, red) word atau excel,’’ katanya.

Padahal Indra mengatakan materi pembelajaran TIK saat ini sudah berkembang pesat. Diantaranya adalah belajar coding yang mampu mengasah logika.

Dia menjelaskan saat ini memang sudah bukan eranya siswa diajari kalau mau mengetik naskah harus menggunakan word atau kalau membuat table wajib memapak excel.

Indra mengatakan pembelajaran TIK masa kini tidak lagi mengajarkan urusan teknis. ’’Mau pakai word atau yang lainnya, yang penting siswa bisa menyelesaikan tugas membuat paper,’’ jelasnya.

Menurut Indra guru-guru TIK tentu bakal siap mengikuti perkembangan pembelajaran terkini. Syaratnya mapel TIK kembali dihidupkan kembali.

Sehingga para guru TIK bisa terus bersemangat. Tidak seperti sekarang guru TIK yang ketentuannya sebagai pembimbing seperti guru BK.

Selain itu pembelajaran TIK juga bisa menjadi bagian dari literasi digital. Salah satu manfaatnya adalah siswa bisa membedakan mana informasi hoaks atau bukan yang banyak beredar di internet.

Dia berharap Kemendikbud bisa terbuka dan memahami bahwa perkembangan TIK saat ini sudah pesat. Tidak sebatas belajar word, excel, atau power point saja. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud Ajak Publik Pantau Isi Buku Pelajaran


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler