jpnn.com - jpnn.com - Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) siap mendukung penyediaan tenaga kerja terdidik, terlatih dan kompeten.
Menurut Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud Mustaghfirin, pihaknya siap membangun 100 SMK teknologi energi terbarukan (TET) dan 500 guru, untuk merespon pasar industri TET yang sedang meningkat, sejalan target energi terbarukan (ET) pemerintah saat ini.
BACA JUGA: 28 Guru Bahasa Indonesia akan Disebar ke 6 Negara
Namun, menurut Mustaghfirin, agar siswa tertarik masuk SMK harus dipikirkan ketersediaan lapangan kerja bagi mereka. Ketika mereka lulus, langsung diserap dunia usaha dan industri.
"Ya kan harus dipikirkan kelangsungan mereka saat lulus nanti, apakah dunia usaha dan industri mau pakai tenaga mereka atau tidak. Kami mengapresiasi upaya penyiapan energi terbarukan jika diperlukan kami proyeksikan berdiri 100 SMK TET. Namun harus dipetakan antara suply dan demand-nya, khususnya kerja sama dengan dunia industri agar lulusannya siap bekerja," kata Mustaghfirin, Sabtu (4/2).
BACA JUGA: Tantangan Presiden Jokowi untuk Kampus dan SMK
Dijelaskannya, penyiapan 100 SMK TET di berbagai daerah memerlukan sekitar 500 guru dengan dua kelas per sekolah.
Jika siswa berjumlah 35 orang dengan dua, berarti setiap tahun meluluskan 70 siswa. Jika ada 100 SMK berarti akan menghasilkan 7.000 lulusan sehingga dalam 10 tahun bisa mencetak 70.000 lulusan SMK TET.
BACA JUGA: Formasi Sekolah Ikatan Dinas Diperbesar
Sementara Associate Director untuk Proyek Pengetahuan Hijau MCA-Indonesia, Poppy Ismalina mendukung upaya Link and Match sebagai upaya nyata mengatasi kesenjangan tenaga kerja ET.
MCA-Indonesia adalah lembaga pelaksana yang ditunjuk pemerintah (Bappenas) untuk mengelola dana hibah dari Amerika Serikat.
Nilai hibah yang digelontorkan untuk SMK TET, pelatihan, dan sertifikasi tenaga kerja ET sebesar USD 2,1 juta, mulai Oktober 2015 hingga Maret 2018.
“MCA-Indonesia sangat mendukung upaya ini bersama kementerian-kementerian yang membawahi ketenagakerjaan ESDM dan pendidikan ini. Kami ingin menjadikan program ini sebagai program nasional," ucap Poppy.
Pengembangan SMK TET, pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi untuk tenaga kerja ET dilaksanakan Peka Sinergi bersama Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (P4TK,BMTI)
Marthen K Pattiung, Kepala P4TK, BMTI menambahkan, secara sistem pengembangan SMK TET dan sertifikasi para gurunya saat ini sudah lengkap.
Pihaknya telah melatih 50 guru TET pada 2015 dan 90 guru pada 2016 untuk 12 SMK TET yang sudah berjalan di NTB, juga pengembangan di NTT,Riau dan Papua.
"Saya gembira karena pemerintah, dunia usaha dan industri telat berkomitmen untuk penyerapan lulusan SMK TET dalam pemenuhan tenaga kerja energi terbarukan," ujarnya.
Pemerintah menggenjot program 35 ribu MW di mana kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi ditarget 23 persen pada 2025.
Kementerian ESDM memperkirakan energi terbarukan di Indonesia akan membutuhkan 70.000 tenaga kerja yang terdidik, terlatih dan kompeten pada tahun 2025.
"Komponen Pengetahuan Hijau MCA Indonesia yang mendanai program ini mendukung prakarsa-prakarsa di bidang energi, sumber daya alam dalam meningkatkan keberlanjutan jangka panjang aset-aset alam Indonesia," pungkas Marthen. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud Bangun 11 SLB Baru Tahun Ini
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad