jpnn.com - jpnn.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun ini akan membangun 11 Sekolah Luar Biasa (SLB). Ini sebagai wujud perhatian pemerintah dalam percepatan dan perluasan akses untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
“Harus dipastikan anak-anak berkebutuhan khusus ini bisa mengembangkan potensinya agar mereka berkembang, menjadi mandiri, dan diterima masyarakat. Oleh sebab itu Kemendikbud akan memberikan prioritas percepatan dan perluasan akses untuk anak-anak berkebutuhan khusus,” kata Mendikbud Muhadjir Effendy, di Jakarta, Rabu (1/2).
BACA JUGA: Sampai Kapan pun Sekolah Rusak Tetap Ada
Dalam pengembangan pendidikan, para pelaku pendidikan harus memegang paradigma pendidikan yakni “Pendidikan untuk Semua” atau Education for All.
Dengan paradigma ini, dalam melakukan pengembangan pendidikan tidak boleh ada diskriminasi antara regular dengan berkebutuhan khusus.
BACA JUGA: UNBK di Daerah Bencana Dijamin Tetap Berjalan
Sebagai upaya memperluas akses pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, Kemendikbud juga mengembangkan Sekolah Inklusi.
“Melalui Sekolah Inklusi ini, anak-anak berkebutuhan khusus bisa bersekolah bersama-sama anak-anak regular lainnya. Dengan begitu anak-anak berkebutuhan khusus tidak ketergantungan bersekolah di SLB. Juga mendorong kepada keluarga-keluarga agar menyekolahkan anak-anaknya di sekolah di daerahnya,” jelasnya.
BACA JUGA: Dua Kementerian Rancang Pendidikan Pariwisata
Pemerintah akan memberikan insentif bagi sekolah-sekolah regular inklusi ini, dan mendorong mereka untuk aktif mencari anak-anak berkebutuhan khusus di lingkungannya.
Muhadjir ptimistis dengan adanya Sekolah Inklusi akan mendorong masyarakat untuk menerima anak-anak berkebutuhan khusus, sehingga anak-anak tersebut akan belajar untuk bergaul dengan masyarakat luas.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad menjelaskan dalam catatan dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik), saat ini sudah terdapat 31.724 Sekolah Inklusi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Dengan rincian, jenjang SD sebanyak 23.195 sekolah, SMP sebanyak 5.660 sekolah dan jenjang SMA 2869 sekolah.
“Dari jumlah sekolah tersebut, terdapat 159.002 anak berkebutuhan khusus sudah terlayani di Sekolah Inklusi,” jelas Hamid. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Kementerian Kembangkan Pariwisata Kebudayaan
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad