Kemendikbud Tuding Ada Pihak Cari Sensasi

Kamis, 23 Maret 2017 – 09:07 WIB
Menbdikbud Prof Dr Muhadjir Effendy (berdiri depan) ditemani Kepala SMAN 9 Kota Malang, meninjau proses USBN (22/3). Foto: Kisno Umbar/RADAR MALANG/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berupaya meredam kabar bocornya naskah ujian sekolah berstandar nasional (USBN).

Dengan seketika Kemendikbud menyebut soal ujian yang beredar itu hoax alias palsu.

BACA JUGA: USBN Bocor, Paling Jelas di Jakarta dan Kudus

Dugaan bahwa soal USBN yang beredar itu palsu disampaikan oleh Irjen Kemendikbud Daryanto.

Dia menerangkan tim Itjen Kemendikbud sudah turun di Pati, Kudus, dan DKI Jakarta.

BACA JUGA: Soal USBN Bocor, Disebar Melalui WA

“Nampaknya sinyalemen awal antara soal yang dibocorkan dengan soal sesungguhnya tidak sama,’’ katanya kemarin (22/3).

Kecurigaan berikutnya adalah ada pihak tertentu yang sengaja membuat gaduh pelaksanaan USBN. ’’Mereka ingin cari sensasi,’’ tuturnya.

BACA JUGA: USBN Bocor Tanggung Jawab Sekolah

Meskipun ada dugaan bahwa soal USBN yang beredar itu palsu, Daryanto menuturkan tim Itjen Kemendikbud akan tetap menelusurinya.

Sehingga bisa ditemukan motivasi dari si penyebar soal palsu itu. Dia berharap proses ini cepat membuahkan hasil.

Daryanto menuturkan belum bisa membeber hasil pencocokan naskah USBN yang beredar dengan naskah aslinya.

Dia menjelaskan tim di lapangan akan mencocokkan untuk mengetahui seberapa besar persamaannya.

Jika memang tingkat persamaannya besar, dia berharap ada penindakan yang tegas dari dinas pendidikan kepada pihak-pihak yang terlibat. Baik itu guru maupun kepala sekolah.

Dugaan soal yang beredar itu palsu alias hoax ditegaskan Mendikbud Muhadjir Effendy.

Di tengah kunjungannya ke Malang, Jawa Timur, kemarin (22/3) Muhadjir mengatakan bahwa laporan dari tim di lapangan menyebutkan soal yang beredar di wilayah Tegal hoax.

Dia mengatakan telah mengkonfirmasi kebocoran soal USBN itu ke kepala sekolah langsung. Ternyata dijelaskan bahwa soal ujian yang beredar melalui WhatsApp (WA) tidak cocok atau berbeda dengan soal USBN resmi.

Muhadjir menegaskan dari laporan sementara itu, bisa disimpulkan bahwa tidak benar telah terjadi kebocoran soal USBN.

Jika nanti hasil investigasi di daerah lain menyebutkan ada kebocoran, dia berjanji akan menjatuhkan sanksi kepada pembocor.

’’Kalau itu dilakukan oleh guru, berarti guru telah mengajarkan ketidakjujuran kepada siswa,’’ jelasnya.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menuturkan, sudah meminta Kemendikbud untuk melihat langsung ke lapangan. Dengan begitu, bisa diketahui kronologisnya.

"Saya sedang perintahkan. Saat ini tim sedang turun ke sana," ujarnya ditemui di Kantor Kemenko PMK, kemarin (22/3).

Diakuinya, USBN merupakan wewenang dari sekolah dan guru. Termasuk dalam pembuatan soal.

Nah, untuk pemerintah hanya berkewajiban mengisi 20 persen dari isi soal tersebut. Kendati begitu, teta perlu ada pengawasan.

"Soal-soal yang sudah diberikan ke kabupaten/kota ini memang harus dijaga kerahasiananya. Ini untuk tingkatkan kualitas dari sekolah tersebut," ungkapnya.

Disinggung terkait sanksi atas kebocoran soal, Puan menegaskan bahwa pelaku akan mendapat sanksi tegas dari Kemendikbud.

Sebab, hal ini menyangkut masalah profesionalitas dan akuntabilitas terhadap soal-soal USBN ini.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mengatakan kesimpulan bahwa soal yang beredar itu hoax harus dibuktikan dengan benar.

Tidak boleh disampaikan dengan tujuan untuk meredam gejolak di masyarakat.

Ramli mengatakan membocorkan soal ujian sekarang ini sudah menjadi kebiasaan.

’’Setiap ada ujian apapun, selalu ada info file bocoran soal ujian,’’ katanya.

Kondisi itu disebabkan karena ada pertemuan antara pihak yang membutuhkan dengan pihak yang memiliki kesempatan.

Dia berharap pemerintah menjadikan kasus bocornya soal USBN untuk jadi pelajaran. Seluruh akses yang bisa menjadi akar kebocoran soal ujian harus dijaga ketat.

Dia mengatakan alur peredaran naskah USBN sebenarnya tidak terlalu rumit.

Potensi titik kebocoran pertama adalah di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) selaku penyusun soal USBN. Potensi kebocoran kedua adalah di sekolahan.

Sebab hampir di banyak tempat, penggandaan naskah ujian dilakukan di sekolah.

’’Dan titik terakhir potensi kebocoran ada di siswa sendiri,’’ jelasnya.

Ramli berharap orang yang membocorkan soal USBN diproses pidana supaya jera. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tuntas 100 Persen, Soal USBN Sudah Dikarantina


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler