jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Workshop Tata Kelola Festival Tradisi Junjung Pusako bersama Pemerintah Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi pada Selasa dan Rabu (12-13/9/2023).
Pelaksana Tugas Bupati Sarolangun Bachril Bakri mengatakan kekayaan tradisi di Kabupaten Sarolangun layak disebarluaskan sehingga dikenal luas di Indonesia dan dipertahankan oleh generasi muda selanjutnya.
BACA JUGA: KLHK Tangkap Dua Pelaku Illegal Logging di Sarolangun Jambi
Salah satunya, kata dia, adat junjung pusako yang dilakukan oleh masyarakat Tanjung Gagak, Kecamatan Bathin VII, Sarolangun.
Dia menjelaskan ritual junjung pusako merupakan tradisi membersihkan pusaka leluhur terdiri dari keris, tanduk kerbau sebelah, tabung air minum, kain bathin, giring-giring, batu induk padi, dan tempat rambut putri susu tunggal.
BACA JUGA: 18 Remaja di Sarolangun Tertulari Covid-19 dari 1 Orang Pasien
Bachril Bakri menjelaskan junjung pusako telah dilakukan secara turun-temurun sejak masa lampau untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebab karunia nikmat keberhasilan panen sekaligus persiapan untuk turun ke ladang di tahun mendatang.
“Melalui workshop ini masyarakat di Kabupaten Sarolangun, khususnya seniman dan budayawan, diharapkan dapat lebih antusias mengenai pengelolaan Festival Junjung Pusako nantinya,” ujar Pelaksana Tugas Bupati Sarolangun Bachril Bakri.
BACA JUGA: Menjelang Pendaftaran CPNS 2023 & PPPK, Ada Kabar Baik dari Kemendikbudristek untuk Lulusan Vokasi
Bachril mengemukakan Pemerintah Kabupaten Sarolangun amat mendukung penuh penyelenggaraan Kenduri Swarnabhumi tahun ini. Termasuk juga Workshop Tata Kelola Festival Tradisi Junjung Pusako.
Dia berharap dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Sarolangun dapat membuat Kenduri Swarnabhumi 2023 lebih baik dan meriah ketimbang tahun sebelumnya.
“Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung Festival Junjung Pusako, terutama dari Kemendikbudristek,” kata Bachril.
Workhsop Tata Kelola Festival Tradisi Junjung Pusako menghadirkan para pemateri yang berkompeten di bidangnya, yaitu Panen Ahli Indonesiana Dede Pramayoza, pelaku teater dan drama Fitri Noveri, serta pegiat komunitas seni budaya lokal Rony Putra.
Sedangkan para peserta workshop terdiri dari kalangan seniman, budayawan, komunitas tradisi, akademisi, maupun pemerhati adat.
Beberapa hal mengemuka dalam workhsop seperti kisah pengalaman Bang Keron tentang Festival Lereng Gunung Sago yang mengambil tradisi dan obyek-obyek budaya di Nagari.
Menurut Bachril, cerita masyarakat lokal tentang wilayah tersebut membantu promosi potensi aktivitas budaya yang berdampak pada alokasi anggaran nagari dalam pengembangan kebudayaan.
Festival Junjung Pusako rencananya dilaksanakan 26-27 September 2023 di Desa Tanjung Gagak, Kecamatan Bathin VII, Sarolangun, mengusung potensi adatnya.
Masyarakat desa tersebut dinilai masih memelihara dan melestarikan tradisi warisan budaya leluhurnya hingga sekarang.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari