jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar simposium jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran (JF PTP).
Menurut Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek M. Hasan Chabibie, peluang membuka tantangan menghadirkan inovasi di bidang teknologi pembelajaran terus didorong melalui kolaborasi antara JF PTP dengan pemangku kepentingan bidang pendidikan.
Hasan menyebut simposium bertujuan meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan updating kecenderungan perkembangan teknologi pembelajaran kepada JF PTP.
"Khususnya terkait pemahaman keselarasan kebijakan transformasi digital terhadap tugas-tugas JF PTP,” tegas Hasan saat membuka Simposium Regional PTP yang dilangsungkan di Jakarta, Rabu (23/11) sampai Jumat (25/11).
BACA JUGA: Rekrutmen 1 Juta Guru Honorer Jadi ASN Gagal, PPPK Bersengkarut, Jokowi Perlu Turun Tangan
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya simposium, mengingat kebijakan transformasi digital sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo untuk membuka tantangan dan peluang inovasi di bidang teknologi pembelajaran.
Di sinilah peran jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran berkolaborasi bersama para pemangku kepentingan.
BACA JUGA: Kado HGN 2022, PPPK Guru Dapat Kenaikan Gaji Berkala & Tamsil, Waktunya Makin DekatÂ
"Tujuannya menjemput bola, turut serta memberikan solusi bagi permasalahan pendidikan melalui pengembangan inovasi teknologi pembelajaran baik di sekolah, lembaga Diklat maupun masyarakat,” terang Suharti, Kamis (24/11).
Selanjutnya, Hasan juga menuturkan terdapat 124 peserta yang telah hadir secara luring dan 390 peserta hadir secara daring di simposium.
Peserta merupakan PTP dari 29 kementerian/lembaga dan 17 pemda yang akan saling berbagi praktik baik dalam hal bagaimana teknologi menjadi dasar transformasi digital.
“Simposium akan diakhiri dengan Kongres ke-3 Asosiasi PTP Indonesia (APTPI) yang akan merumuskan kebijakan di bidang teknologi serta menetapkan pengurus yang baru," sambung Hasan.
Kegiatan simposium menghadirkan narasumber yang merupakan pakar di bidang pendidikan, rumpun kebijakan, dan teknologi pembelajaran baik dari dalam maupun luar negeri.
Mereka akan membahas, berdiskusi, hingga menghasilkan rekomendasi terkait kebijakan, konsep, hingga praktik dan inovasi transformasi digital melalui pengembangan teknologi pembelajaran.
"Kemendikbudristek akan menyosialisasikan platform yang telah dikembangkan, semisal Platform Merdeka Mengajar, SIPLah, Arkas, Rumah Belajar, dan Rapor Pendidikan,” pungkas Hasan. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad