Kemendikbudristek Dorong Penguatan Nilai-Nilai Budaya Spiritual Masyarakat

Rabu, 02 Maret 2022 – 21:30 WIB
Kemendikbudristek menggelar serangkaian kegiatan penguatan nilai-nilai budaya spiritual masyarakat berbasis praktik. Foto Humas Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA), menggelar serangkaian kegiatan penguatan nilai-nilai budaya spiritual masyarakat berbasis praktik.

Hal ini agar lebih mudah dipahami dan menjadi pegangan hidup masyarakat berlandaskan kearifan lokal. 

BACA JUGA: Kemendikbudristek & PT INKA Berkolaborasi Mengembangkan Kendaraan Listrik

Kegiatan yang dimulai Maret hingga September ini bakal digelar di 17 desa kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Selain membawa manfaat bagi warga desa, kegiatan ini diharapkan menjadi contoh bagi instansi pemerintah dalam pengambilan kebijakan.

BACA JUGA: Menguatkan Mental dan Spiritual 5.849 Praja, IPDN Undang Ustaz Dasad Latif

"Ini melanjutkan sukses tahun lalu, yakni penggalian dan penemuan kembali potensi budaya spiritual di desa-desa kawasan Borobudur," kata Direktur KMA Sjamsul Hadi, Rabu (2/3).

Salah satu kegiatan yang sudah digelar melalui Lokakarya Pemajuan Budaya Spiritual dan Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional (PROT) yang berlangsung di Kawasan Borobudur, Balkondes Ngargogondo, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (2/3).

BACA JUGA: Kemendikbudristek Mengajak Penghayat Kepercayaan Melestarikan Budaya Spiritual Kawasan Candi Borobudur

Selain Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA), juga turut serta Direktorat Jenderal Kebudayaan, bersama Eksotika Desa.

Adapun topik yang diangkat dalam kegiatan pembelajaran ini merupakan bagian dari objek pemajuan kebudayaan, seperti spiritual food heritage, kesenian rakyat, serta permainan rakyat dan olahraga tradisional.

“Spiritual seperti kejujuran, kepedulian, kebersamaan, kekeluargaan, dan kesabaran merupakan contoh nyata konsep pembangunan yang berbasis pada hidup yang berkelanjutan,” kata Sjamsul Hadi.

Menurut Sjamsul, pembangunan desa tidak sekadar mengutamakan pembangunan fisik yang hanya berorientasi pada kepentingan ekonomi, tetapi mengabaikan kelestarian alam dan hubungan sosial.

Selain itu, konsep pembangunan desa yang dilandasi budaya spiritual selaras dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang mengutamakan rasa untuk berbagi kebaikan terhadap kehidupan.

“Masyarakat desa yang bangga dengan jati diri budaya desanya merupakan karakter yang diperlukan dalam pembangunan berkelanjutan,” pungkas Sjamsul Hadi.(esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler