jpnn.com, JAKARTA - Direktur Perfilman, Musik, dan Media (PMM) Kemendikbudristek Ahmad Mahendra menjelaskan tema yang akan diangkat Indonesia saat menjadi tuan rumah pertemuan Menteri-Menteri Bidang Kebudayaan negara anggota G20 2022.
Mengusung tema “Recover Together Recover Stronger”, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan membahas lima isu utama dalam pertemuan Menteri-Menteri Kebudayaan G20, salah satunya adalah peran budaya sebagai pendorong kehidupan berkelanjutan.
BACA JUGA: Siap Jadi Tuan Rumah G20, Kemendikbudristek Bakal Ajukan 2 Usulan Bidang Budaya
Menurutnya, isu tersebut sangat penting diangkat pada G20 karena kebudayaan menjadi sangat penting untuk kehidupan yang berkelanjutan. Selain itu, kearifan lokal dan budaya selaras bersanding untuk dapat pandemi Covid-19 yang melanda setelah hampir tiga tahun.
“Dunia ini memang perlu kebudayaan untuk hidup berkelanjutan. Dengan bersanding bersama alam dan menjaga kearifan lokal, menjaga budaya, maka nantinya dunia akan tetap terjaga,” ujar Direktur PMM Kemendikbudristek dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (12/9).
BACA JUGA: Tingkatkan Kompetensi Guru TIK di Daerah 3T, Kemendikbudristek & Kemenkominfo BerkolaborasiÂ
Pada rangkaian G20, Kemendikbudristek menggelar festival Indonesia Bertutur sebagai sarana untuk menjaga budaya berkelanjutan dan cagar budaya sebagai ilmu pengetahuan.
“Kami ingin melalui Indonesia Bertutur dapat menjaga kelangsungan warisan budaya sendiri serta memperbaiki situasi dunia saat ini dengan cara kebudayaan,” tutur Mahendra.
BACA JUGA: Bamsoet Dorong Kemendikbudristek Dukung Hatta Memorial Heritage Virtual
Indonesia Bertutur merupakan kolaborasi dari 900 pelaku budaya dan akan menghasilkan 119 karya dalam bentuk pameran, festival seni, orkestra, ruwatan bumi, dan sebagainya.
"Ruwatan bumi menjadi bagian yang sangat penting karena tidak hanya melibatkan masyarakat adat di sekitar Candi Borobudur tetapi semua masyarakat adat di seluruh Indonesia," bebernya.
Koordinator G20 Bidang Kebudayaan 2022, Ananto Kusuma Seta menyampaikan G20 bukan sekadar perhelatan Menteri Kebudayaan dari dua puluh negara.
“Ada misi budaya dan melalui pertunjukan dalam rangkaian G20, Indonesia menunjukkan bahwa kita adalah negara yang kaya akan budaya,” ujar Ananto.
Dia berharap dapat mendorong negara-negara peserta G20 untuk kembali ke tradisi mulia yang diajarkan oleh nenek moyang kita yang telah teruji ratusan bahkan ribuan tahun lalu.
“Inilah yang akan kita jadikan topik dalam G20 kali ini, yaitu budaya untuk hidup berkelanjutan (culture for sustainable living),” imbuh Ananto.
Koordinator Umum Indonesiana TV Heni Wiradimaja mengatakan melalui Indonesiana TV masyarakat bisa menyaksikan beragam pertunjukan dan rangkaian acara G20.
“Kami sudah mulai menayangkan sejak 6 September lalu, setiap pukul 18.00-22.00 WIB, mulai dari proses latihan dalam Indonesia Bertutur serta menyuguhkan Candi Borobudur sebagai lokasi penyelenggaraan acara,” ujar Heni. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul