jpnn.com, JAKARTA - Kemendikbudristek telah memfasilitasi ribuan SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah memfasilitasi 1.402 SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) yang tersebar di seluruh Indonesia.
BACA JUGA: Dirjen Vokasi Menghibahkan Pesawat Terbang Berawak 2 Karya Insinyur Kemal Singgih
Proporsi dari jumlah tersebut, sebanyak 1.029 SMK PK memperoleh bantuan dari pemerintah melalui skema Matching Fund dan sebanyak 373 SMK PK mendapat hibah dari industri atau melalui skema pemadanan.
"Tahun pertama ini, ketika kami menunjukkan SMK PK, ada 349 dunia usaha dan dunia industri (DUDI) telah bersinergi dengan satuan pendidikan di daerah dengan investasi sebesar Rp 439 miliar,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Vokasi), Kiki Yuliati dalam webinar tentang implementasi pelaksanaan kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan industri melalui program SMK PK dengan Skema Pemadanan dan Matching Fund, Kamis (17/11).
BACA JUGA: Bang Okto Sebut KOI Bakal Libatkan IOC untuk Bangun Fasilitas Olimpiade 2036
Tidak hanya industri-industri besar, tambah Kiki, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pun turut mengambil bagian dari kolaborasi tersebut.
Oleh karena itu, Kiki menerangkan pemerintah akan terus berkomitmen mengembangkan ekosistem pendidikan vokasi. Salah satunya melalui program SMK PK Skema Pemadanan dan Matching Fund.
BACA JUGA: Dua Warga di Tapanuli Selatan Ditemukan Tewas Tertimbun Longsor
"Ini akan terus kami lakukan guna mengelaborasikan sektor pendidikan dengan industri agar menghasilkan SDM unggul, tangguh, dan relevan dengan kebutuhan industri,” ujar Kiki.
Hal ini telah sejalan dengan instruksi Presiden yang dituangkan dalam Peraturan Presiden tentang Implementasi Pendidikan Vokasi.
Pendidikan vokasi menjadi salah satu fokus pemerintah dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Untuk itu, Presiden menaruh harapan besar untuk kemajuan pendidikan vokasi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur SMK Wardani Sugiyanto, menyampaikan bahwa SMK PK berfokus pada pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu yang diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dengan DUDI, hingga akhirnya menjadi SMK model dan rujukan bagi SMK lainnya.
"SMK PK ini merupakan bagian dari Merdeka Belajar yang sudah dimulai sejak 2021, bahkan 2020 sudah diawali dengan adanya SMK Center of Excellence (CoE),” jelas Wardani.
Wardani menjelaskan, implementasi SMK PK Skema Pemadanan tahun 2022 berhasil meraih capaian hingga 373 SMK yang mendapat bantuan dari 349 industri.
Sembilan di antaranya adalah konsorsium dengan total komitmen investasi industri terhadap SMK PK Skema Pemadanan sebesar Rp 439,25 miliar.
Bersamaan dengan hal itu, Wardani menyampaikan, untuk tahun depan SMK PK Skema Pemadanan telah dibuka sejak 17 November 2022 hingga 15 Januari 2023 mendatang.
"Sebelumnya, konsentrasi yang diunggulkan ada enam sektor yang terdiri atas 57 konsentrasi keahlian. Akan tetapi, di tahun 2023 diharapkan yang dapat didampingi industri ada sebanyak 18 sektor dengan berbagai konsentrasi keahlian,” imbuhnya.
Salah satu praktik baik implementasi SMK PK Skema Pemadanan dirasakan oleh Hariyati selaku kepala SMKN 4 Kehutanan dan Perkebunan Merauke, Papua. Dia berharap hal-hal baik ini harus tetap dilaksanakan dan manfaatnya kami rasakan,” ungkapnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad