jpnn.com, JAKARTA - Kemendikbudristek memberikan beragam sarana pembelajaran yang membantu guru dan murid menavigasi dunia belajar di tengah wabah Covid-19.
Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Kemendikbudristek Hasan Chabibie, Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK), membuat bahan ajar berbasis TIK (MembaTIK), serta optimalisasi portal Rumah Belajar merupakan beberapa inisiatif yang dilakukan untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih relevan dan menyenangkan.
BACA JUGA: Usulan Penetapan NI PPPK Tahap I Dimulai 19 November, Guru Honorer Mohon Bersabar
“Sepuluh tahun lalu, kami sering diskusi dampak negatif teknologi. Sekarang, setelah pandemi, dampak positif teknologi terhadap pembelajaran makin nyata,” ucap Hasan Chabibie, Sabtu (6/11).
Program PembaTIK awalnya dimulai pada 2017 dengan jumlah 1.020 peserta dari 34 provinsi, dan dilaksanakan secara luring di provinsi masing-masing.
BACA JUGA: Pasukan Katak dengan Senjata Lengkap Bersiaga di Surabaya
Kekinian, Hasan mengungkapkan kemajuan PembaTIK begitu pesat dengan partisipasi 80 ribu peserta pada 2021.
Hasan berharap lewat PembaTIK para guru makin cakap berkreasi, berbagi, dan berkolaborasi mengembangkan konten-konten belajar lewat media berbasis TIK.
BACA JUGA: Berita Duka, Joko Susanto Meninggal Dunia, Kondisinya Mengenaskan
Apa pun saluran yang dipakai dalam PJJ daring, yang penting proses pembelajarannya tetap berjalan dan transfer pengetahuannya tetap sampai.
Ditambahkannya, pandemi Covid-19 memberikan hikmah peningkatan skala program peningkatan kapasitas TIK yang dilakukan Pusdatin.
Biasanya Pusdatin setiap tahunnya menyelenggarakan pelatihan kepada 10 ribu guru, tetapi di saat pandemi, pelatihan dapat menyasar lebih banyak guru melalui fasilitas TIK.
"Karena Covid-19 ini, pelatihan malah bisa jadi diikuti 100 ribu guru. Ini sedikit banyak berkah di balik pandemi,” ucap Hasan.
Kepada para peserta PembaTIK, MembaTIK, dan Duta Rumah Belajar, Kapusdatin berpesan mengenai pentingnya relevansi pendidikan.
Dia mengutip perkataan Sayiddina Ali bahwa didiklah anak sesuai zamannya.
"Bapak dan Ibu guru tidak hidup membersamai anak muridnya, dan waktu kita terbatas untuk mendidik mereka,” tutur Hasan. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Geledah Rumah Kontrakan, Barang Temuannya Bernilai Fantastis
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Mesya Mohamad