jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjajal kerja sama serta penawaran beasiswa dari pemerintah India.
Ini ditandai dengan pelaksanaan webinar internasional bertajuk “Study in India and Scholarship Opportunities” besutan Kemendikbudristek bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di India dan Kedutaan Besar India di Indonesia, Selasa (13/7).
Kegiatan ini diselenggarakan untuk memberikan informasi kepada para pelajar Indonesia mengenai pendidikan dan beasiswa dari India serta membahas potensi kolaborasi antara universitas di Indonesia dan universitas di India di masa depan.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Nizam menyampaikan harapannya agar kerja sama Indonesia dan India di bidang pendidikan tinggi maupun penelitian makin kuat.
BACA JUGA: Pertamina Lakukan Pelayanan BBM Perdana untuk Kapal Perang India
Dia pun memaparkan Kampus Merdeka sebagai program yang bagus untuk kolaborasi antarkedua negara dalam bidang pendidikan.
Kampus Merdeka, lanjutnya, menawarkan model pembelajaran dengan memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengembangkan diri di luar program studinya.
BACA JUGA: Kisah Sukses Jebolan UT Penerima Beasiswa Penuh di Eropa, Usia Bukan Halangan
"Tujuannya untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi lebih adaptif, kreatif, inovatif dalam mengharapi tantangan di abad 21," ungkapnya.
Dalam program Kampus Merdeka, papar Nizam, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman pembelajaran melalui 8 kegiatan yang dapat dilakukan di luar kampus.
Adapun kegiatan tersebut seperti pertukaran pelajar, magang, penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan kewirausahaan, asisten pengajar, KKN, dan proyek mandiri.
Selain itu, Nizam juga menjelaskan mengenai 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi sebagai akselerator dalam implementasi Kampus Merdeka.
Dalam 8 IKU, Nizam menekankan pentingnya melakukan kerja sama dengan universitas yang ada di luar negeri.
"Penting bagi kita untuk melakukan kerja sama antara program studi universitas di Indonesia dengan program studi universitas di luar, seperti India," ujarnya.
Nizam mengungkapkan pemerintah akan menyambut baik apabila ada universitas kelas dunia yang akan membuka kampusnya di Indonesia.
Sementara itu, Duta Besar India untuk Indonesia Shri Manoj Kumar Bharti menyampaikan bahwa pemerintah India menawarkan empat program beasiswa yang berbeda.
Adapun tujuan pemerintah India menawarkan beasiswa ini yaitu untuk berbagi ilmu pengetahuan dengan orang-orang di seluruh dunia yang berada di jalur kemajuan yang sama dan serupa.
“India ingin berbagi keahlian dengan orang-orang yang dapat memperoleh manfaat bersama kami,” ujarnya.
Di sisi lain, Kuasa Usaha KBRI di New Delhi, India Mochammad Rizki Safary menyampaikan, sampai saat ini masih sedikit sekali pelajar yang mengambil kesempatan beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah India.
"Meskipun sudah ada 200 mahasiswa yang mengambil studi di India, namun angka tersebut masih sangat sedikit," terangnya.
Dia berharap melalui webinar ini dapat memberikan informasi kepada pelajar di Indonesia terkait beasiswa yang ditawarkan pemerintah India serta dapat memanfaatkan peluang yang tersedia sesuai dengan studi yang diminati.
Lebih jauh, Sekretaris Kedua Kedutaan Besar India di Jakarta Kusuma Bansal menyampaikan berbagai program beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah India.
Pertama, program ITEC merupakan program kursus yang ditujukan untuk para profesional muda yang memiliki pengalaman lima tahun kerja dengan rentang usia 25 hingga 45 tahun.
Kedua, pemerintah India juga menawarkan program beasiswa doktoral. Program ini diperuntukkan bagi pelajar yang ingin mengambil gelar master dan doktor (Ph.D).
Program yang ditawarkan oleh Institute Teknologi India tidak hanya tersedia di India tetapi juga luar India.
Ketiga, terdapat beasiswa ICCR, beasiswa ini disediakan pemerintah India dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran budaya seni pertunjukkan India dan kurus di berbagai universitas.
Keempat, Study in India, yang ditujukan bagi para pelajar. Beasiswa ini dibuat untuk program sarjana dan kursus tingkat master. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad