jpnn.com - JAKARTA –Hari ini, Selasa 28 Februari 2023, para pelamar seleksi PPPK Guru 2022 tidak perlu membuka laman gurupppk.kemdikbud.go.id.
Lantaran sudah bisa dipastikan kalimat “Pengumuman hasil seleksi ditunda sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut” masih bertahan di Portal Informasi Seleksi Guru ASN PPPK Tahun 2022 itu.
BACA JUGA: Pengumuman Seleksi PPPK Guru Enggak Ada Kepastian, Dampaknya Akan Fatal
Ya, sudah pasti hari ini belum juga ada pengumuman hasil seleksi PPPK Guru 2022, setelah ketua Forum Guru Lulus Passing Grade Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (GLPGPPPK) Pusat Iswadi, S.Pd.M.Pd., bertemu dengan Koordinator Pokja Perencanaan dan Efektivitas Kelembagaan Sekretaris Ditjen Guru Tenaga Kependidikan (Sesditjen GTK) Kemendikbudristek Adhika Ganendra pada Senin (27/2).
Iswandi mendapat beberapa poin penjelasan dari Adhika yang mengindikasikan hari ini belum ada pengumuman hasil seleksi PPPK Guru 2022.
BACA JUGA: 6 Tokoh Bersuara Keras, Pengumuman PPPK Guru 2022 Belum Jelas, Ribet!
Pertama, Kemendikbudristek masih harus berkoodinasi dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk membahas 2.100 formasi kosong karena ada guru PNS pensiun, meninggal, dan sebab lainnya.
Jumlah tersebut akan menjadi kuota tambahan untuk guru lulus passing grade (PG) seleksi PPPK 2021, yang menjadi prioritas pertama (P1) seleksi PPPK 2022.
BACA JUGA: 3 Jenis ASN: PNS, PPPK, Honorer, yang Usul Bukan Orang Sembarangan
"Jadi, terdapat 2.100 formasi kosong karena guru PNS pensiun, meninggal, dan lainnya. Nah, Kemendikbudristek berupaya agar formasi itu bisa diisi oleh guru lulus PG tanpa formasi," terang Iswadi kepada JPNN.com, Senin (27/2), setelah dirinya mendapat penjelasan dari Adhika.
Dari kalimat Iswadi tersebut, berarti Kemendikbudristek masih tahap berupaya, belum dipastikan 2.100 formasi dimaksud bisa menjadi kuota tambahan untuk P1.
Kedua, Iswadi tidak mendapat kepastian jadwal pengumuman hasil seleksi PPPK guru 2022, dari jadwal semula 2-3 Februari 2023.
"Pak Adhika hanya bilang pengumuman PPPK akan segera diumumkan. Kapan waktunya belum bisa dipastikan Kemendikbudristek," ujar Iswadi.
Dengan demikian, berat rasanya berharap hari ini ada pengumuman hasil seleksi PPPK Guru 2022. Bahkan, mungkin hingga beberapa hari ke depan.
Bagaimana Kerja Panselnas CASN?
Dari penjelasan Iswadi setelah bertemu Adhika, muncul pertanyaan, bagaimana sebenarnya sistem kerja internal Pansenas CASN?
Mengapa untuk gagasan menambah kuota tambahan untuk P1, Kemendikbudristek masih harus berkoodinasi dengan BKN?
Bukankah BKN merupakan Ketua Panselnas CASN dan Kemendibudristek anggota Panselnas?
Apakah dalam urusan seleksi PPPK Guru 2022 ini mereka tidak berada dalam satu wadah sehingga ketika ada satu masalah langsung dibahas di internal Panselnas?
Apakah BKN sebagai ketua Panselnas CASN “melepas” urusan seleksi PPPK Guru dan menyerahkan sepenuhnya kepada Kemendikbudristek?
Apakah hal ini ada kaitannya dengan sikap Plt Kepala BKN Bima Haria Wibisana yang sejak awal kurang sreg dengan jadwal tahapan seleksi yang disodorkan Prof Nunuk Suryani (saat masih menjadi Plt Dirjen Guru dan Tenaga Kependikan Kemendikbudristek)?
Silakan buka lagi berita terdahulu: Masih Menunggu Pengumuman PPPK Guru 2022? Ah Kacau, Apa Kabar Prof Nunuk & Pak Bima?
Angin Segar Bertubi-tubi
Iswadi sendiri menilai, rencana penambahan kuota menjadi harapan baru bagi P1 tanpa formasi PPPK 2022.
Informasi yang juga didapat Iswadi dari Adhika ialah pada April 2023 akan dibuka lagi seleksi PPPK.
Guru honorer yang sudah lulus passing grade akan diberikan kuota lagi.
Sebelumnya, pada 11 Maret 2022, Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji mengimbau para guru honorer agar tidak berharap banyak dengan pengadaan PPPK 2022.
Bahkan, Indra berani memprediksi nasib seleksi PPPK 2022 akan lebih buruk daripada 2021.
Sebab, menurut Indra, Kemendikbudristek tidak memiliki konsep yang jelas.
"Saya memprediksi PPPK 2022 gagal total, karena Kemendikbudristek tidak punya konsep jelas," kata Indra Charismiadi di Jakarta, Jumat (11/3).
Indra merasa kasihan terhadap para guru honorer karena mereka selalu mau saja dikasih janji-janji.
Saat diberikan angin segar sedikit, lanjut Indra, para guru honorer pun langsung adem.
"Guru honorer seharusnya tetap kritis. Jangan diberikan janji sedikit langsung iya-iya saja," pungkas Indra. (sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu