jpnn.com, JAKARTA - Mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar Angkatan 7 bersiap menjalani masa penugasan pada 26 Februari–9 Juni 2024.
Peserta yang telah lulus seleksi mempersiapkan diri dengan mengikuti pembekalan Program Kampus Mengajar Angkatan 7 yang diselenggarakan secara daring pada 22 Januari—9 Februari 2024.
BACA JUGA: Kemendikbudristek Buka Pendaftaran IISMA 2024, Kuota Peserta Melonjak
Pembekalan ini bertujuan untuk memastikan pemahaman dan kapasitas mahasiswa terkait peran dan tugas mereka saat penugasan.
Di empat hari pertama pembekalan, peserta telah mendapatkan berbagai materi pembekalan untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan yang langsung disampaikan oleh para pakar di bidangnya masing-masing.
BACA JUGA: Lepas 21 Ribu Mahasiswa Kampus Mengajar, Nadiem Makarim: Serap Ilmu Guru
Berbagai pengetahuan penting sebelum penugasan telah mereka peroleh di antaranya terkait dengan konsep dasar dan implementasi Kurikulum Merdeka SD, SMP, dan SMK, konsep dasar pedagogi, andragogi, konsep dasar literasi dan literasi digital.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek Nizam menerangkan bahwa lebih dari 25 ribu sekolah penugasan di berbagai jenjang telah menjadi tempat belajar serta mengajar bagi mahasiswa melalui aksi kolaborasi bersama guru dengan menghadirkan variasi pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
BACA JUGA: Reaksi Mahasiswa Aceh Peserta Kampus Mengajar Saat Diwawancarai Direktur PAUD, Seru!
“Kampus Mengajar adalah sebuah kesempatan baik bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan ilmu yang didapat di kampus masing-masing untuk diterapkan di sekolah sasaran," kata Nizam, Selasa (30/1).
Dia berharap melalui Program Kampus Mengajar Angkatan 7 akan makin banyak karya yang dihasilkan mahasiswa dan kian meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan Indonesia.
Sementara itu, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Sri Suning Kusumawardani menyampaikan pesan penugasan kepada para mahasiswa.
Dia menekankan bahwa pembelajaran yang holistik tidak luput dari menyediakan media ajar yang beragam. Salah satunya media ajar yang menggunakan teknologi atau pendidikan berbasis digital.
”Saya mengimbau adik-adik mahasiswa agar dapat memahami pentingnya literasi digital dalam dunia pendidikan, karena menjadi salah satu indikator untuk menciptakan cara berpikir siswa yang kritis dan kreatif,” pesannya.
Literasi digital tidak hanya kemampuan untuk menggunakan perangkat teknologi, melainkan cakap menerima dan berbagi informasi.
Dia berharap di sinilah peran mahasiswa agar dapat merancang program adaptasi teknologi yang akan membantu penyampaian materi pembelajaran secara inovatif, sehingga nantinya akan berguna bagi siswa, guru, bahkan kepala sekolah.
Program Kampus Mengajar merupakan salah satu program flagship di bawah kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang telah menjadi salah satu gerakan yang berperan dalam membangun pendidikan yang maju, inovatif, dan inklusif.
Program Kampus Mengajar memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah dengan menjadi mitra guru dalam berkolaborasi menyediakan variasi metode pembelajaran literasi dan numerasi melalui beragam program kerja yang dibuat oleh mahasiswa.
Selain itu, Program Kampus Mengajar juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kelas dengan menjadi mitra guru dalam proses pembelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah dengan bimbingan dari dosen dan perguruan tinggi.
Ini agar penerima manfaat dari program tersebut tidak hanya mahasiswa, perguruan tinggi, tetapi juga guru, tenaga pendidik, dan sekolah. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad