Kemendikbudristek Targetkan 10 Ribu Mahasiswa Jadi Peneliti Pada 2022

Selasa, 14 Desember 2021 – 20:24 WIB
Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Nizam. Foto tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Kemendikbudristek mendorong kebijakan riset di perguruan tinggi fokus pada green economy, blue economy, digital economy, pariwisata, dan kemandirian kesehatan.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam mengatakan untuk mewujudkan transformasi ekonomi berbasis inovasi, pihaknya akan mendorong pengembangan inovasi ke depan sesuai arahan Presiden Joko Widodo. 

BACA JUGA: Ibu Titi ke Mahasiswa Unissula Semarang: Kalian Sahabat MPR

“Kelima hal tadi sejalan dengan rencana induk riset nasional (RIRN) dan harus diakselerasi bersama-sama,” ujarnya dalam launching panduan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (P2M) 2022, Senin (13/12). 

Sejalan dengan Kampus Merdeka Kemendikbudristek, program-program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat pun disinergikan dengan pengembangan talenta inovasi masa depan.

BACA JUGA: Para Mahasiswa Wamena ini Terkagum-kagum pada Sosok Ganjar Pranowo

Nizam berharap riset, mahasiswa membangun desa atau studi mandiri bisa diintegrasikan dengan program-program P2M. 

Dia mengatakan ada tiga hal yang bisa mendorong akselerasi riset di perguruan tinggi. Pertama, kolaborasi antara kampus dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta lembaga-lembaga riset di luar perguruan tinggi.

BACA JUGA: Budi Muliawan Dorong Mahasiswa Tingkatkan Kualitas Menghadapi Revolusi Industri 5.0

Menurut Nizam, BRIN siap membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk penelitian di pusat-pusat riset berbagai daerah.

"Target kami pada 2022, sebanyak 10 ribu mahasiswa yang akan menjadi peneliti dan pengabdi kepada masyarakat,” ungkapnya. 

Kedua, melalui program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) juga dimanfaatkan untuk mendorong mahasiswa S-1 yang potensial bisa secara akselerasi melanjutkan ke jenjang S-3 melalui bimbingan para profesor dan peneliti unggul.

Ketiga, program-program P2M bisa disinergikan melalui program Master dan Doctor by Research. Program ini juga menjadi area untuk menyiapkan para peneliti muda baik dari BRIN, lembaga-lembaga penelitian maupun perguruan tinggi. 

Adapun skema pendanaan P2M di perguruan tinggi pada 2022 dibagi ke dalam tiga skema. Pertama, skema matching fund melalui Kedaireka bagi riset-riset yang sudah siap dihilirisasi ke industri.

Kedua, skema kompetisi-kompetisi P2M untuk riset dalam agenda RIRN dan pengembangan keilmuan. Ketiga, skema desentralisasi. 

"Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat harus melibatkan sebanyak-banyaknya mahasiswa. Di samping melibatkan dunia usaha dunia industri (DUDI)," pungkas Nizam. (esy/jpnn)

 

Redaktur : Adil
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler