jpnn.com, JAKARTA - Bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak kemerdekaan.
Menurut Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) E. Aminudin Aziz, bahasa Indonesia bukan hanya sebagai pengikat persatuan dan kesatuan bangsa, melainkan juga penghela ilmu pengetahuan.
BACA JUGA: Berkat Matching Fund Kemendikbudristek, UBL Hasilkan Alat Canggih, Digunakan Garuda
"Sebagai penghela ilmu, bahasa Indonesia telah mampu mewadahi keberagaman konsep pengetahuan, baik konsep yang berakar pada kearifan Nusantara maupun konsep peradaban modern,” ujarnya dalam Diseminasi Pencanangan Tahun Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII di Jakarta, Senin (20/3).
Tema yang diangkat pada KBI 2023 adalah “Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa”. Tema ini ujar Aminudin mengandung makna bahwa penguatan literasi baca tulis perlu ditumbuhkan dari kesadaran tentang kebinekaan yang menjadi fakta keindonesiaan meliputi adat istiadat, suku bangsa, bahasa, dan agama.
BACA JUGA: Kemendikbudristek Mendorong Pemda Membina Lembaga Kursus dan Pelatihan
Sementara itu, slogan KBI XII adalah “Adibasa, Adiwangsa”. Dalam bahasa Sanskerta, Adibasa berarti bahasa yang baik dan Adiwangsa berarti bangsa yang unggul.
Slogan ini menyiratkan cita-cita luhur untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai modal dan sumber kekuatan untuk menjadi negara yang diperhitungkan di tingkat dunia sebagai bangsa yang maju dan utama.
BACA JUGA: Curhat: Kata dalam Bahasa Indonesia yang Jadi Favorit Orang Australia
Aminudin Aziz menjelaskan pemahaman tentang pentingnya bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing haruslah disertai dengan kesadaran akan kedudukan serta fungsinya masing-masing agar bisa membentuk identitas yang kuat serta kemampuan bersaing yang unggul dalam upaya memajukan bangsa dan negara.
“Dengan demikian, kemampuan bahasa yang baik (adibasa) membuat Indonesia dapat menjadi bangsa yang unggul (adiwangsa),” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan KBI XII memiliki tujuan untuk menetapkan arah kebijakan dalam pengembangan dan pembinaan bahasa di Indonesia dengan menghimpun semua pemangku kepentingan untuk berdiskusi dan berbagi informasi terkait dengan penanganan bahasa, khususnya bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Selain itu, kongres ini juga akan menghasilkan rekomendasi yang dapat menjadi masukan bagi pengambil kebijakan dalam menjalankan tugas dan fungsi pengembangan dan pembinaan bahasa di Indonesia.
KBI XII memiliki tiga subtema utama, yaitu Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah, Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Internasionalisasi Bahasa Indonesia. Semua subtema ini bermuara pada peningkatan literasi bahasa dan sastra daerah serta literasi bahasa dan sastra Indonesia.
Subtema pertama revitalisasi bahasa dan sastra daerah meliputi pewarisan bahasa ibu atau bahasa daerah di ranah keluarga, sekolah, masyarakat; pendokumentasian bahasa, sastra, dan aksara daerah.
Juga peran pemerintah daerah dan komunitas dalam pelestarian bahasa daerah; penelitian mutakhir tentang bahasa daerah; serta strategi pemanfaatan teknologi informasi dalam pelindungan bahasa dan sastra daerah.
"Pembicara utama pada subtema ini adalah Asisten Direktur Jenderal UNESCO untuk Pendidikan, Stefania Giannini," kata Aminudin.
Selanjutnya, subtema kedua, literasi bahasa dan sastra Indonesia”, membahas literasi pada era digital; bahan ajar literasi; pengukuran kecakapan literasi dalam bahasa Indonesia; peran masyarakat dalam penguatan literasi; serta pemartabatan bahasa negara di ruang publik. Subtema ini akan diisi oleh Najwa Shihab sebagai pembicara utama.
Kemudian, subtema ketiga, internasionalisasi bahasa Indonesia mencakup optimalisasi diplomasi bahasa Indonesia melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA); optimalisasi peran perwakilan, mitra kerja, dan diaspora Indonesia di luar negeri dalam internasionalisasi bahasa Indonesia.
Lalu ,optimalisasi peran kementerian dan lembaga di dalam negeri dalam internasionalisasi bahasa Indonesia; peran sastra dan budaya dalam diplomasi bahasa; serta penerjemahan sebagai strategi diplomasi bahasa Indonesia.
"Pembicara utama pada subtema ini yaitu Ibu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Kongres Bahasa Indonesia XII akan diselenggarakan pada 26 sampai 28 Oktober 2023 di Jakarta, dengan puncak acara kongres pada 28 Oktober 2023. Metode pelaksanaan kongres akan diselenggarakan secara hibrida
Pendaftaran pemakalah dibuka dari tanggal 16 Januari hingga 2 Mei, sedangkan peserta dibuka 16 Januari hingga 2 Juli. Selain itu, diadakan pula kegiatan diseminasi kebahasaan dan kesastraan pada Maret hingga September.
"Diseminasi ini akan mencakup berbagai kegiatan, seperti seminar, diskusi, dan lokakarya (workshop) yang akan membahas berbagai topik tentang kebahasaan dan kesastraan," jelas Aminudin. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad