jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) menganggarkan Rp 774 miliar untuk subsidi keperintisan di lingkup transportasi darat.
Hal itu disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Amirulloh pada acara media briefing di Kemenhub, Selasa (7/2).
BACA JUGA: Kemenhub Mengevakuasi Kapal Kargo Kandas di Perbatasan Indonesia - SingapuraÂ
Dia menyebutkan ada 3 jenis layanan keperintisan di Perhubungan Darat, yaitu angkutan jalan, angkutan barang, dan penyeberangan.
“Kami ingin dengan adanya angkutan perintis menjadi Indonesia-sentris sehingga tidak lagi Jawa-sentris," kata Amirulloh.
BACA JUGA: Selesaikan Masalah ODOL, Kemenhub Pastikan Bakal Libatkan Semua Stakeholder
Melalui angkutan perintis, lanjut Amirulloh, pihaknya berupaya wilayah yang tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3 TP) harus dihubungkan sehingga terjangkau.
"Di empat tahun terakhir (2020-2023) ada korelasi antara anggaran terhadap kondisi pandemi. Saat ini di mana kondisi sudah longgar sehingga tahun ini ada kenaikan anggaran 31 persen dari tahun sebelumnya, yakni menjadi Rp 774 miliar," terangnya.
BACA JUGA: UPUBKB Raih Akreditasi A, Kemenhub Berikan Apresiasi Kepada Sejumlah Kepala Daerah
Adapun rinciannya, yaitu angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Rp 583 miliar.
Kemudian angkutan jalan perintis sebesar Rp 177,4 miliar, dan angkutan barang perintis sebesar Rp 13,5 miliar.
Pada TA 2023 ini, subsidi keperintisan angkutan jalan ada pada 327 trayek dan subsidi angkutan barang ada di 6 lintasan.
Sementara untuk subsidi perintis penyeberangan ada di 274 lintas.
“Ada enam hal yang menjadi prioritas kami dalam pengembangan angkutan jalan perintis," sebutnya.
Enam hal yang menjadi prioritas Kemenhub, yaitu perbatasan negara atau daerah terluar, daerah pendidikan nasional, daerah pascabencana, daerah terisolir atau belum berkembang, kawasan transmigrasi, dan integrasi dengan moda angkutan perintis lainnya.
"Kami memang dengan tol laut sudah coba mengintegrasikan hal ini sehingga ke depannya harga manfaat dari tol laut yang sudah ada dapat lebih maksimal,” ujar Amirulloh.
Amirulloh juga menyampaikan jaringan trayek terus tumbuh.
Dari total 214 trayek yang dilayani oleh angkutan jalan perintis tahun ini atau sekitar 65 persen merupakan daerah asal-tujuan dan lintasan daerah atau 3TP.
Dia menjelaskan jika Ditjen Hubdat juga terus berusaha dan mendorong bagaimana angkutan perintis bertumbuh menjadi komersil.
“Kalau daerah itu bisa menjadi komersil maka secara ekonomis itu sudah mulai menjadi daerah berkembang," terangnya.
Sejak 2020, ada 10 trayek angkutan jalan perintis yang menjadi komersil.
"Di peta keperintisan yang terlihat ada di seluruh provinsi, kami ada di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Tak jauh berbeda dengan angkutan jalan perintis, angkutan barang perintis juga hadir di wilayah-wilayah 3TP yang sangat membutuhkan sarana transportasi bagi barang kebutuhan masyarakat, seperti di Tanjung Selor, Timika, Natuna, Merauke, dan Banda Aceh.
“Angkutan barang perintis hadir di daerah- daerah yang terintegrasi dengan tol laut, karena itu hadir di pelabuhan yang ada rute tol lautnya," kata Amirulloh lagi.
Dari evaluasi pihak Ditjen Hubdat, lanjut dia, selain disparitas harga yang mulai berkurang bahwa ada harga yang mulai turun dengan kehadiran pelayanan ini.
Di sisi lain, untuk angkutan penyeberangan perintis, Kemenhub sudah ada konsep Sabuk di mana perintis merupakan bagian dari Sabuk Penyeberangan.
Dalam 5 tahun terakhir, total lintas penyeberangan perintis yang dikomersilkan sebanyak 24 lintas.
Salah satu kriteria angkutan penyeberangan perintis yang dijadikan komersil jika load factor-nya melebihi 60 persen.
Dalam paparannya tersebut, Amirulloh menyampaikan salah satu peran keperintisan angkutan penyeberangan antara lain menghubungkan daerah 3TP dengan daerah yang sudah maju, meningkatkan perekonomian daerah, menjaga tingkat inflasi, dan pemerataan pembangunan.
“Salah satu manfaatnya, pada saat kapal docking dan tidak beroperasi karena cuaca buruk maka di daerah tersebut inflasi naik 2,5 persen, karena pasokan bahan pokok tidak dapat diangkut,” bebernya.
Hadir juga dalam acara tersebut, yakni Direktur Angkutan Jalan Suharto, Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Junaidi, serta pengamat transportasi Djoko Setijowarno. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi