Kemenhub Sarankan Merpati Jadi Perusahaan Baru

Sabtu, 08 Februari 2014 – 12:53 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Melihat kondisi maskapai penerbangan PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang kian terpuruk Dirjen Perhubungan Udara Herry Bhakti mengusulkan agar Merpati saat ini ditutup dan dibentuk baru dengan ciri khas yang berbeda. Itu dilakukan melalui pergantian manajemen dengan strategi yang berbeda karena Merpati saat ini tidak bisa bersanding dengan maskapai penerbangan lainnya.

"Saya pernah usulkan, mulai dengan bentuk perusahaan baru, taruh pesawat yang untung-untung dulu," ujar Herry dalam diskusi 'Sayap Patah Merpati' di Jakarta, Sabtu, (8/2).

BACA JUGA: Garuda Targetkan Raup Rp 4 Triliun dari Mitra Perusahaan

Usul ini, kata Herry, diungkapkan pihaknya setelah melihat laporan keuangan Merpati. Dari seluruh operasi Merpati, ungkapnya, pesawat besar seperti Boeing justru mengalami kerugian. 

Sementara pesawat jenis MA 60 cukup memberikan keuntungan. Ini yang, kata dia, perlu dipertimbangkan. Untuk saat ini, pesawat-pesawat Merpati, paparnya, tidak dapat bersaing dengan maskapai besar dan maskapai baru lainnya.

BACA JUGA: Izin Garuda Rute Jakarta-Pinangsori Belum Keluar

"Dari seluruh operasi Merpati, kita lihat mana yang untung dan rugi. Kalau dia mau masuk ke persaingan sekarang dia pasti mati," tegas Herry.

Herry menyatakan Indonesia sebentar lagi akan memproduksi pesawat N 219 baru. Perusahaan Merpati baru, kata dia, dapat memanfaatkan pesawat itu untuk kembali berkembang. Dibandingkan memaksakan memakai pesawat Boeing yang membawa kerugian.

BACA JUGA: Kemenhub Segera Bekukan Izin Operasi Merpati

"Kalau di kelas ini dia pasti lebih untung. Tidak usah dulu bersaing dengan yang besar-besar," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Sekjen INACA,  Tengku Burhanuddin yang juga hadir dalam diskusi itu. Tengku menyatakan pihak Merpati dan Kementerian BUMN harus berani mengambil solusi untuk membentuk perusahaan baru tersebut. Jika tidak, nasib Merpati akan terus terkatung-katung.

"Merpati sebaiknya konsentrasi dengan pesawat-pesawat yang menguntungkan.  Boeing dan pesawat tidak efisien dilupakan saja. Harus berani ambil keputusan," tegasnya.

Ia menyatakan pesawat Boeing milik Merpati bisa saja dijual. Meski diakuinya itu cukup sulit dilaksanakan karena itu milik pemerintah. Namun, itu kata Tengku, menjadi salah satu pilihan yang dapat dilakukan Merpati saat ini.

"Di face out aja boeing, di jual aja atau gimana. Di jual susah. Tapi itu mungkin saja bisa untuk biaya operasional dan beli pesawat baru yang layak jangkauan Merpati," tandas Tengku. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bursa Cerah di Akhir Pekan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler