jpnn.com - JAKARTA—Kementerian Kesehatan akhirnya menanggapi kabar yang menyebut 13 pemudik tewas saat terjebak kemacetan di tol Brebes-Pejagan. Kabar itu berasal dari dinas kesehatan setempat.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Oscar Primadi kejadian pemudik meninggal terjadi dalam tiga hari. Yaitu sejak 3-5 Juli, di berbagai tempat, dengan berbagai faktor risiko.
BACA JUGA: Lima Fakta Menarik di Balik Sosok Pelaku Bom Solo yang Dikenal Baik
“Bukan akibat macet dalam satu hari dan satu tempat yang sama seperti diberitakan sejumlah media,” ujar Oscar dalam pers rilisnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI Achmad Yurianto menjelaskan ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab korban meninggal.
BACA JUGA: Terungkap! Ada Indikasi Tindak Pidana Pencucian Uang
Di antaranya, kelelahan dan kekurangan cairan yang bisas berdampak fatal. Apalagi pada kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan pemudik dengan penyakit kronis (hipertensi, diabetes, jantung).
“Ditambah lagi kondisi kabin kendaraan yang relatif sempit serta tertutup dengan pemakaian AC terus menerus akan menurunkan oksigen serta naiknya CO2," tegas Yuri.
BACA JUGA: Ribuan Warga Salat Ied di Dekat Kapal Perang TNI AL
Karena itu Kemenkes mengingatkan masyarakat yang mudik untuk selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan khususnya dalam perjalanan.
Saat ini Kemenkes telah menyiagakan 3.583 sarana kesehatan. Terdiri dari 870 Posko Kesehatan, 2.000 Puskesmas, 371 RS, dan 207 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
"Bila lelah, mengantuk, atau merasa kurang prima, para sopir atau pemudik bisa manfaatkan fasilitas ini. Setelah segar, perjalanan dapat dilanjutkan," imbau Oscar lagi.
Oscar menyampaikan keprihatinannya atas adanya korban anggota masyarakat baik karena kecelakaan lalu lintas, sakit saat dalam perjalanan, atau sebab lainnya.
Agar kejadian serupa tidak terulang, Oscar meminta masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan. Dia memastikan kemenkes telah menyiapkan layanan darurat medik 119.
"Masyarakat silahkan hubungi untuk mendapatkan pertolongan. Kalaupun ambulans belum tiba, operator akan memandu tindakan emergensi apa yang bisa dilakukan keluarga, kerabat atau pemudik yang sakit. Dengan demikian kejadian yang tidak diharapkan bisa diminimalisir," pungkasnya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panglima TNI: Bersyukur, Indonesia Paling Aman
Redaktur : Tim Redaksi