jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI, Poempida Hidayatullah menilai Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tak serius tangani isu virus MERS (Middle East respiratory syndrome) di Indonesia.
Pasalnya, himbauan MERS yang telah dikeluarkan oleh Kemenkes tidak tersampaikan ke masyarakat dengan baik. Akibatnya, masih banyak calon jamaah lanjut usia yang masih ngotot berangkat ke tanah suci dan akhirnya suspect MERS ketika pulang ke tanah air.
BACA JUGA: Penetapan Kelulusan Honorer K2 Target Tuntas Mei
"Sosialisasi Kemenkes dalam hal ini memang terlihat tidak optimal. Kalau para jamaah ini di survey, pasti masih belum banyak yang memahami risiko penyakit ini, apalagi cara penanggulangannya," ujar Poempida kemarin.
Poempida mengatakan, himbauan terkait virus yang ditemukan tahun 2012 lalu itu tak melulu harus terkait penundaan ibadah umroh bagi mereka yang beresiko. Namun juga terkait pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat agar tidak sampai tertular saat di Arab Saudi.
BACA JUGA: Heran Dahlan Disingkirkan Tapi Pramono Disodorkan
Misalnya dengan himbauan penggunaan masker serta contoh penerapan hidup sehat. Sebab, diakuinya, untuk himbauan penundaan umroh akan sangat sulit diterapkan bagi masyarakat. Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini sadar bahwa pola pikir masyarakat Indonesia agak berbeda dengan lainnya.
"Persoalannya ini ibadah, mereka malah banyak yg berharap meninggal di sana. Ini memang suatu fenomena yang anomali tapi memang seperti itu kenyataannya. Kalau kemudian di larang pasti banyak yang marah dan tidak setuju dengan pelarangan tersebut," jelasnya.
BACA JUGA: Penderitaan Demokrat Kian Lengkap Jika Usung Pramono Jadi Cawapres
Poempida mengatakan, pihaknya sangat setuju dengan penerapan travel warning bukan larangan bagi ke masyrakat Indonesia. Dengan catatan, Kemenkes harus melakukan sosialisasi MERS dengan baik pada masyarakat. (mia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konvensi Hanya Akal-akalan PD Dulang Suara
Redaktur : Tim Redaksi