Kemenkes: Stres Akibat Dampingi Anak PJJ Bisa Picu Orang Tua Lakukan Kekerasan

Jumat, 23 Juli 2021 – 22:00 WIB
Ilustrasi siswa melakukan pembelajaran jarak jauh atau PJJ secara daring. Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Erna Mulati mengatakan jumlah kekerasan terhadap anak masih banyak terjadi.

Meski begitu, kata Erna, jumlah kasusnya masih dalam perhitungan karena data yang diperoleh hanya melalui pengaduan yang diterima Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

BACA JUGA: Inilah Kendala PJJ di Masa Pandemi COVID-19, Ada Solusinya

Kekerasan pada anak sering dilakukan oleh orang tua karena keluarga mengalami masalah ekonomi.

“Ini sering terjadi stres pada orang tua dan dilampiaskan kepada anak-anak mereka,” kata Erna dalam konferensi pers terkait Hari Anak Nasional 2021, Jumat (23/7).

BACA JUGA: Mendikbud: Ortu Siswa Bisa Pilih Anaknya Sekolah Tatap Muka atau PJJ

Meskipun kasus kekerasan pada anak banyak terjadi sejak sebelum adanya pandemi Covid-19, situasi yang saat ini mengharuskan anak melakukan kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumah juga bisa menjadi latar belakang terjadinya kekerasan pada anak.

Menurut Erna, orang tua yang stres saat mendampingi anak belajar secara daring bisa memicu kekerasan pada anak.

BACA JUGA: Kemendikbud Apresiasi Langkah Danone Indonesia Sediakan Modul PJJ Bagi Pelajar di Daerah

Kemenkes pun bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menangani kasus kekerasan pada anak.

Salah satunya ialah dengan memperkuat peran puskesmas yang mencatat riwayat kekerasan pada anak dan perempuan.

"Di tingkat puskesmas itu ada tim yang terdiri dari puskesmas, polisi, dan peran dari pemerintah daerah setempat yang memang sudah mempunyai catatan terkait dengan hal itu,” ujar Erna.

Selain itu, upaya lain juga dilakukan ialah dengan mendatangkan petugas ke keluarga yang dilaporkan oleh masyarakat sekitar untuk dilakukan upaya penanganan jika ada indikasi kekerasan pada anak. (mcr9/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler