Kemenkeu Estimasi Biaya Mereduksi Emisi Karbon: Bukan Angka Main-Main

Rabu, 17 November 2021 – 06:45 WIB
Kementerian Keuangan membeberkan estimasi biaya untuk mereduksi emisi karbon di Indonesia. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan membeberkan estimasi biaya untuk mereduksi emisi karbon di Indonesia untuk energi dan transportasi.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyebut estimasi biaya menurunkan emisi karbon sebesar Rp 3.500 triliun.

BACA JUGA: Ssst, KPK Dalami Aliran Suap ke Kemenkeu Melalui Pejabat Bank Panin

"Digunakan untuk mengurangi emisi di sektor energi dan transportasi sebanyak 314 Mton CO2e untuk mencapai target penurunan emisi sesuai NDC yakni 29 persen serta 446 Mton CO2e sesuai target NDC 41 persen," beber Suahasil seperti dikutip dari Antara, Rabu (16/11).

Menurut dia, emisi dari sektor energi dan transportasi memang yang paling membutuhkan angka paling besar.

BACA JUGA: Ini Kriteria Debitur yang Menerima Keringanan Utang dari Kemenkeu

“Bukan angka main-main untuk pendanaan mitigasi perubahan iklim by sector sesuai komitmen Indonesia 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen bantuan internasional,” katanya.

Indonesia meratifikasi Perjanjian Paris yang di dalamnya terdapat komitmen Nationally Determined Contribution (NDC) pada 2016.

BACA JUGA: Aduh, Dua Eks Pejabat Kemenkeu Didakwa Terima Suap Rp 57 Miliar

Berdasarkan dokumen NDC, Indonesia berkomitmen menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen melalui kemampuan sendiri dan 41 persen melalui dukungan internasional pada 2030.

Wamenkeu Suahasil menuturkan jumlah itu tergolong sangat besar mengingat upaya Indonesia dalam menangani perubahan iklim tidak dari level nol.

Selama ini, kata dia, Indonesia telah memiliki pembangkit-pembangkit energi listrik berbasis batu bara, solar, serta fosil.

Kemenkeu memerinci biaya itu akan digunakan untuk dua hal yakni memberikan kompensasi terhadap pembangkit-pembangkit berbasis bahan bakar fosil dan mengubah pembangkit yang telah ada ke dalam Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Sehingga kebutuhan kita di sektor energi sangat besar,” tegas Wamenkeu Suahasil Nazara.

Selain itu, Wamenkeu mengatakan sektor yang juga membutuhkan biaya cukup besar adalah kehutanan yaitu mencapai Rp 93,28 triliun dari 2020 hingga 2030.

“Sektor kehutanan memang dalam juta ton emisi yang dikurangi itu besar, tetapi biaya yang diperlukan relatif kecil dibanding energi dan transportasi,” ucap Suahasil Nazara.

Biaya ini digunakan untuk menurunkan emisi di sektor kehutanan sebesar 497 Mton CO2e sesuai target penurunan emisi NDC 29 persen dan 692 Mton CO2e sesuai target NDC 41 persen. (antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler