Kemenko Perekonomian Ajak Perguruan Tinggi Dukung Aksesi Indonesia jadi Anggota OECD

Sabtu, 24 Februari 2024 – 11:33 WIB
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kemenko Perekonomian Ferry Ardiyanto saat berbicara pada kegiatan Kuliah Tamu di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Kamis (22/2). Foto: Dokumentasi Humas Kemenko Perekonomian

jpnn.com, SURAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mengajak perguruan tinggi untuk dapat berkontribusi dalam proses aksesi Indonesia menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Hal ini disampaikan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kemenko Perekonomian Ferry Ardiyanto pada kegiatan kuliah tamu di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Kamis (22/2).

BACA JUGA: Menko Airlangga Sebut Digitalisasi jadi Andalan Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru

Kegiatan tersebut dilaksanakan Kemenko Perekonomian untuk melakukan diseminasi perkembangan aksesi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) kepada civitas academika.

BACA JUGA: Kemenko Perekonomian Ungkap Tujuan Pemerintah Optimalkan Potensi Kawasan BBK

“Proses aksesi Indonesia untuk menjadi angota OECD merupakan salah satu strategi Pemerintah RI mencapai visi Indonesia Emas 2045, yang membutuhkan peran dan dukungan seluruh pemangku kepentingan, termasuk dunia akademik,” kata Asdep Ferry.

BACA JUGA: Menko Airlangga Dorong Efisiensi Biaya Logistik Nasional & Peningkatan Produktivitas

Dia menyampaikan kegiatan kuliah tamu di UNS menjadi hal yang istimewa, karena merupakan penyelenggaraan pertama setelah OECD menyatakan secara resmi membuka diskusi aksesi Indonesia.

Sebagai informasi, komitmen Pemerintah Indonesia untuk menjadi anggota OECD terus digaungkan.

Hal tersebut sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045 untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan pendapatan per kapita minimal USD 30.300 pada 2045 mendatang.

Kemenko Perekonomian selaku focal point dalam proses aksesi atau keanggotaan Indonesia dalam OECD terus berupaya memonitor perkembangan proses aksesi tersebut.
Adapun diskusi aksesi bagi Indonesia sendiri telah dibuka oleh OECD pada 20 Februari 2024.

Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS Ismi Dwi Astuti Nurhaeni juga menyampaikan turut mengajak civitas academica UNS untuk berpartisipasi secara aktif dan menyampaikan gagasan-gagasan baru dalam rangka kemajuan kerja sama ekonomi internasional, terutama terkait proses aksesi OECD yang dilakukan Pemerintah Indonesia.

Memasuki sesi materi, program kuliah tamu tersebut menghadirkan narsumber yakni Analis Kebijakan Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Multilateral Adi Purwanto Nur Atmojo dan Kepala Program Studi Hubungan Internasional FISIP UNS Ign. Agung Satyawan.

Dalam sesi tersebut, kedua narasumber menyampaikan materi seputar perkembangan proses aksesi OECD Indonesia, termasuk rangkaian proses yang sudah dan harus dilalui Indonesia hingga manfaat yang dapat diperoleh Indonesia dari keanggotaan penuh di OECD.

Kedua narasumber juga sepakat bahwa bergabungnya Indonesia pada OECD merupakan salah satu jalan yang perlu dioptimalkan untuk melakukan transformasi struktural menuju Indonesia Emas 2045.

Melanjutkan antusiasme yang telah terlihat sejak awal kegiatan, sesi diskusi diwarnai dengan berbagai pertanyaan kritis mahasiswa.

Mulai dari implikasi keanggotaan OECD terhadap program pajak, jangka waktu yang diperlukan pada proses aksesi, manfaat yang diperoleh Indonesia sebagai key partner dan anggota penuh OECD, kesiapan pemerintah dan sektor privat dalam pemenuhan standar OECD, hingga upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. (mrk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler