jpnn.com - JAKARTA — Kemenpar tengah memikirkan pengembangan kawasan khusus pariwisata di Sulawesi Selatan (Sulsel), tepatnya di pulau ramping yang berdekatan dengan Taman Laut Taka Bonerate.
Dalam waktu dekat ini warga Sulsel bakal memiliki destinasi unggulan di Selat Flores tersebut. Ada pulau karang atau atol yang terbesar nomor tiga di dunia, yang belum disentuh sama sekali untuk menggaet wisman.
BACA JUGA: Wow! TNI Bakal Punya Pangkalan Kuat di Natuna, tapi...
“Kami sudah presentasi di hadapan Pak Menteri Pariwisata. Kami sudah jelaskan potensi strategis daerah kami, agar mendapatkan prioritas perhatian, dan pengembangan pariwisata. Kami ingin ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di sana,” kata Bupati Selayar, Basli Ali di Jakarta.
Dengan 132 pulau yang dimilikinya, kabupaten di ujung Sulawesi Selatan ini memang memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu destinasi wisata utama di Indonesia. Lagi pula, dengan akses yang baik, dari Makassar, maka objek wisata ini akan semakin banyak menemukan marketnya.
BACA JUGA: KPK Buka Peluang Usut Proyek Lain di Kemenpupera
“Wisatawan nusantara (wisnus) juga bisa datang menikmati pantai pasir putih, bawah laut, terumbu karang, bio diversity bawah laut dan aneka ikan berwarna warni,” tuturnya.
Bukan hanya mengandalkan Taman Nasional Taka Bonerate, dengan gugusan pulau karang (atol) yang terbesar dan tidak ada duanya di tanah air. Selayar juga punya sejumlah objek wisata menarik, termasuk wisata sejarah sebagai salah satu pusat pusat perdagangan di masa lalu. Sayang, ini semua belum di eksplorasi dengan baik selama ini.
BACA JUGA: HASIL SURVEI: 71 Persen Dokter Pegang-pegang Saja
“Ya, harus diakui, memang belum tergarap dengan baik. Makanya kami berharap dengan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus lalu dipromosikan oleh Kemenpar di seluruh dunia, kelak potensi Kabupaten Selayar akan benar-benar bisa menjadi destinasi yang hebat,” ujar Basli Ali serius.
Untuk mewujudkan KEK Pariwisata Selayar, Basli menemui Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Di hadapan menteri, bupati yang baru satu bulan menjabat tersebut memaparkan berbagai potensi yang dimiliki daerahnya. Basli berharap dukungan penuh Kemenpar untuk membantu menggarap potensi wisata Selayar.
Selain keseriusan Pemkab Selayar, modal utama KEK yakni kawasan bebas sengketa, punya view yang terbaik, yang diperuntukkan untuk kawasan industri ini.
Pihaknya, akan mengikuti apa yang dipersyaratkan untuk sebuah kawasan pariwisata. ”Selayar itu kaya sejarah dan kaya keindahan alam. Salah satunya adalah Gong Nekara. Gong ini hanya ada dua di dunia yakni Indonesia dalam hal ini Selayar dan Thailand,” ujarnya.
Bukan itu saja, jika nanti sudah jadi kawasan KEK-nya di Selayar, semua wisatawan nusantara dan mancanegara akan dimanjakan dengan tantangan memberikan makan Hiu langsung di Laut dangkal. ”Ini akan kami jadikan paket wisata. Kami juga akan mempersiapkan paket wisata laut seperti di Maldives,” ujarnya.
Lebih jauh Menpar Arief Yahya berjanji akan mempelajari Pulau Selayar itu dari berbagai dimensi, untuk menemukan value yang tersembunyi di balik cerita keindahan itu. Rumus pertama tetap 3A, seberapa bagus aksesibilitasnya? Lalu atraksinya, baik alam, budaya, maupun potensi yang bisa dikembangkan dengan man made-nya. Dan terakhir, amenitasnya.
“Tiga A itulah, instrument yang akan kami lihat dan pelajari. Lalu pemerintah bisa mengembangkan sampai di batas mana? Potensi ketiganya bisa didorong hingga ke mana? Semua akan kami pelajari terlebih dahulu. Mudah-mudahan fisibel untuk diformat KEK,” ujar Arief Yahya.
Mantan Dirut PT Telkom ini memang ahlinya membuat portofolio bisnis, termasuk di sector pariwisata. Dia selalu mempresentasikan bahwa pariwisata itu adalah sector yang memiliki masa depan paling gemilang. Mengalahkan agriculture, manufacturing, bahkan oil and gas, coal dan CPO – crude palm oil.
“Termasuk akan dipelajari bagaimana budayanya, culture-nya. Itu adalah daya tarik nomor satu, 60 persen, dan baru kondisi alamnya, 35 persen,” kata dia.(ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Desentralisasi Kewenangan di Tubuh Golkar Jangan Hanya Wacana
Redaktur : Tim Redaksi