jpnn.com, BANDAR LAMPUNG - Kementerian Perindustrian terus mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
Gernas itu bertujuan mengajak masyarakat Indonesia semakin bangga dengan membeli, menggunakan, mengkonsumsi, dan mempromosikan produk lokal berkualitas agar pelaku IKM nasional terus tumbuh dan berkembang.
BACA JUGA: Begini Cara Kemendag Jaga Momentum Peningkatan Ekspor di Masa Pandemi
Demi melanjutkan kesuksesan kampanye Bangga Buatan Indonesia tahun lalu, di tahun ini Kemenperin kembali menjadi movement manager BBI dengan menggandeng Pemerintah Provinsi Lampung.
"Kami mengusung tema Lagawi Fest, dengan tagline Lampung Bangga Wirausaha Industri, Satu Bumi Juta Karya,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Rabu (2/3).
BACA JUGA: Selaras dengan G20, Gernas BBI dan BWI Bawa Semangat Dukung Ekonomi Indonesia
Menperin mengatakan tema tersebut digaungkan untuk menunjukkan semangat IKM Lampung sebagai wirausaha yang berdaya saing.
"Tema ini sejalan dengan semangat Presidensi G20 Indonesia, yaitu Recover Together, Recover Stronger,” ujarnya.
BACA JUGA: Pada Puncak Gernas BBI, Para Menteri akan Berbelanja DaringÂ
Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada 14 Mei 2020, Gernas BBI menjadi program kontinyu untuk meningkatkan jumlah unit artisan Indonesia, baik UMKM maupun IKM.
Program ini dijalankan secara kolaboratif dengan melibatkan kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, top brands, media massa, dan stakeholders lainnya.
"Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia ini ditargetkan dapat mendongkrak jumlah artisan Indonesia dari 11,7 juta menjadi 30 juta UMKM dan IKM pada tahun 2023," ungkap Menperin.
Hingga akhir 2021, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia telah menghasilkan 9,2 juta unit UMKM on boarding atau memiliki akun digital, dan 17,2 juta UMKM berhasiil masuk ke dalam ekosistem digital.
Gerakan ini menyasar artis Indonesia, pelaku UMKM hingga IKM yang memiliki produk dan jasa dengan nilai tambah, kualitas tinggi, keunikan, atau spesialisasi yang jarang dimiliki oleh pesaing negara lain. (mcr28/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Wenti Ayu