Kemenperin Tunggu Hasil Review BPKP terkait Harga Satuan Tower

Kamis, 12 November 2015 – 02:44 WIB
Saleh Husin. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkap bahwa pemerintah bersama industri dalam negeri telah menyusun usulan harga satuan tower yang sedang dalam proses review tim Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Hasil review BPKP menjadi dasar penetapan harga tower yang akan disampaikan kepada PLN sebagai dasar pelaksanaan proses pengadaan tower transmisi. Kami bersama dengan industri dalam negeri telah menyusun usulan harga satuan tower yang sedang dalam proses review tim BPKP," ujar Saleh‎ di Jakarta, Rabu (11/11).

BACA JUGA: Kinerja Dirjen Pajak Jeblok, Penerimaan Negara Anjlok

Hasil review BPKP akan menjadi dasar penetapan harga tower yang akan disampaikan kepada PLN sebagai dasar pelaksanaan proses pengadaan tower transmisi. 

Kemenperin mencatat ada 15 perusahaan tower antara lain Bukaka Teknik Utama, Gunung Steel, Armindo Caturpratama dan Twink Indonesia. 

BACA JUGA: Hadapi MEA, Menkop Minta Pengusaha Besar Jangan Caplok Usaha Kecil

Sementara di industri baja terdapat paling sedikit 12 perusahaan antara lain Krakatau Steel, Krakatau Posco, Gunawan Dianjaya, Gunung Garuda dan Bakrie Pipe Industries. Untuk kabel, belasan industri ini siap memasok seperti Jembo Cable, KMI Wire, Sumi Indo dan Sucaco.

Perusahaan konstruksi nasional juga kebagian rezeki proyek ini. Antara lain kontraktor pelat merah Wijaya Karya, PT PP, PAL, Metaepsi, Rekadaya Elektrika, dan Indika Energi. Dukungan Menperin juga disusul dengan permintaan akan kualitas produk. 

BACA JUGA: Gini Dong, Megaproyek Transmisi Listrik 46 Ribu Km Gunakan Industri Lokal

"Ini proyek strategis yang dibutuhkan konsumen listrik rumah tangga hingga industri kecil, menengah dan besar. Maka produsen baja dan komponen transmisi harus mampu tepat waktu memproduksi, delivery-nya harus dipastikan karena kalau terlambat membuat semua jadi molor," katanya. 

Produk juga harus memiliki daya tahan (reliability) sesuai standar yang dibutuhkan. Rencananya, jaringan listrik itu terdiri dari transmisi 150 KV, 275 KV dan 500 KV yang akan dibangun selama 10 tahun mulai 2015 hingga 2024. Di antara ketiganya, transmisi 150 KV menjadi jaringan terpanjang yaitu hingga 40.413 km.

“Di transmisi 150 KV saja, setiap satu kilometer butuh tiga unit tower. Berat satu tower 10 ton atau 30 ton per km. Dengan gambaran itu maka proyek ini dapat menggerakan industri baja nasional," tegas Saleh.

Sementara untuk transmisi 275 KV, jumlah tower sebanyak 2,5 unit per km dengan berat 45 ton per km. Jaringan transmisi 500 KV membutuhkan 2 unit per km dan berat tower 80 ton per km. 

Produsen komponen nasional juga diyakini berperan dan menikmati proyek ini seperti pabrikan kawat penghantar (konduktor) dan insulator keramik. Kebutuhan masing-masing komponen tersebut adalah 9,3 ton per km dan 346 unit per km. Proyek transmisi juga membutuhkan fitting dan asesoris.‎ (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Sudirman: Kilang Minyak TPPI Kembali Beroperasi, Rupiah Bisa Perkasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler