jpnn.com - JAKARTA - Kilang minyak Trans Pacific Petroleum Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, kini kembali beroperasi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menilai kondisi tersebut bisa menjadi nilai positif bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Setidaknya, 30 persen impor bahan bakar minyak (BBM) bisa ditekan dengan tambahan produksi dari kilang TPPI. TPPI tersebut, kata Sudirman, juga bisa menyerap kondensat yang dihasilkan oleh lapangan-lapangan minyak di Indonesia.
BACA JUGA: Tugas Baru untuk PT Pelni dari Pemerintah, Mampukah?
"Ini bisa mengurangi ketergantungan pada impor minyak mentah karena ada tambahan minyak mentah yang diolah dalam negeri. Secara ekonomi makro, penurunan impor BBM dan penggunaan minyak mentah untuk diolah sendiri berkontribusi pada penguatan nilai tukar rupiah," kata Sudirman dalam siaran pers, Rabu (11/11).
Penguatan nilai tukar ini lantaran kebutuhan mata uang dolar AS untuk membayar impor BBM berkurang secara signifikan. Berbagai masalah TPPI selama ini, kata Sudirman, di antaranya adalah struktur kepemilikan tidak jelas, situasi keuangan, kepastian pasokan bahan baku, dan pemasaran hasil olahan.
BACA JUGA: Semangat Pak! 211 Petugas Hujan-hujan Perbaiki Tujuh Tower PLN Roboh
Akibat dari ketidakpastian tersebut, selama dua tahun terakhir kilang TPPI berhenti beroperasi.
"Keputusan pemerintah untuk mengambil alih TPPI secara korporasi merupakan solusi permanen setelah 15 tahun mengalami ketidakpastian. Keputusan pemerintah untuk melakukan pengambilalihan dan pengoperasian oleh Pertamina merupakan bagian dari penguatan tata kelola migas secara menyeluruh," tegas mantan dirut Pindad ini. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Menkeu Diundang Seminar Ical, Langsung Dikritik soal APBN 2016
BACA ARTIKEL LAINNYA... TOP! Kemenpar Bakal Bangun 25 Area Jadi Kawasan Strategis Pariwisata
Redaktur : Tim Redaksi