Kemenpora Ajak 250 Pemuda Lintas Negara Ngopi di Banyuwangi

Senin, 27 November 2017 – 18:08 WIB
Pemuda dari berbagai negara peserta Youth Involvement Forum saat mengikuti kegiatan Banyuwangi Traditional Coffee Trip di Desa Gombengsari, Kalipuro, Banyuwangi. Foto: Indonesia Youth Forum for JPNN

jpnn.com, BANYUWANGI - Indonesia Youth Forum menggelar acara pertemuan bagi 250 pemuda dari 35 negara untuk kumpul-kumpul di Banyuwangi, Jawa Timur. Kegiatan bertajuk Youth Involvement Forum yang digelar pada 24-27 November itu bertujuan untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan guna mendongkrak partisipasi aktif generasi muda dan pemangku kepentingan lainnya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Karena itu, dalam Youth Involvement Forum ada acara kolaborasi multisektor dan multiaktor guna memberdayakan pemuda sekaligus meningkatkan daya saing di era teknologi informasi. Salah satunya melalui Banyuwangi Traditional Coffee Trip di Desa Gombengsari.

BACA JUGA: Pemuda Jangan Hanya Pengikut tapi Jadilah Pemimpin

Pemuda dari berbagai negara yang ikut dalam Youth Involvment Forum pun diajak menyambangi salah satu desa di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi itu. Saat ini, Gombengsari dikenal sebagai desa penghasil kopi terbaik.

Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) HM Asrorun Ni’am Sholeh yang ikut hadir pada acara ngopi bareng di Gombengsari mengatakan, merujuk data International Coffee Organization 2016-2017 maka Indonesia adalah salah satu negara produsen dan eksportir kopi terbesar di dunia bersama Brasil, Vietnam dan Kolombia. Kopi asal Banyuwangi saat ini mendunia karena kenikmatanya.

BACA JUGA: Perkuat Daya Saing Anak Muda Lewat Youth Involvement Forum

“Taste Kopi Banyuwangi sangat nikmat dan salah satu kopi terbaik yang pernah saya nikmati,” ujar Ni’am.

Lebih lanjut Ni’am mengatakan, istilah ngopi sebenarnya tidak hanya dimaknai sekedar minum kopi ataupun gaya hidup anak muda zaman sekarang. Sebab, ngopi merupakan salah satu cara berbagi dan mempertemukan perbedaan di antara anak-anak bangsa di dunia.

BACA JUGA: Banyuwangi Festival Bukti Keharmonisan Pemkab dan Masyarakat

“Ngopi menjadi bahasa universal. Semua tersaji dalam secangkir kopi” tambahnya.

Karena itu Ni’am mengharapkan Banyuwangi Traditional Coffee bisa menginspirasi para peserta Youth Involvement Forum. Sebab, dalam kegiatan itu pula ada anak-anak muda dari berbagai negara bisa padu dengan alam, budaya dan gaya hidup.

“Kopi juga salah satu unsur yang hari ini dekat dengan generasi muda. Untuk itu, mengembangkan kopi merupakan salah satu cara meningkatkan kemandirian. Sentuhan inovasi dan kreativitas dari generasi muda sangat penting agar ngopi memiliki makna lebih mendalam,” ujar Ni’am.

Direktur Eksekutif Indonesia Youth Forum Amizar Isma menambahkan, Banyuwangi telah memberikan inspirasi yang luar biasa tentang cara memadukan potensi alam, sumber daya manusia dan kreativitas. Banyuwangi adalah contoh sukses tentang link and match atau elemen-elemen yang saling mendukung.

“Link and match penting untuk mewujudkan SDM Indonesia yang kreatif, inovatif, memiliki daya saing," tambahnya.(rmo/jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebarkan Sayap Bisnis, Go-Jek Gandeng Pemkab Banyuwangi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler