KEMENTERIAN Pemuda dan Olahraga sangat prihatin atas insiden yang terjadi di Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) Kalimantan Timur, pekan lalu. Pihaknya pun memotivasi para siswa atlet pascainsiden penyerangan dan penganiayaan oleh oknum anggota Brimob tersebut.
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Djoko Pekik Irianto pun mendapat perintah dari Menpora Imam Nahrawi untuk mengunjungi Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) Kalimantan Timur, Sabtu-Minggu (28-29/3). "Kami ingin mengetahui perkembangan mental atlet SKOI pascakejadian. Makanya kehadiran kami selain mencari berbagai informasi di lapangan, yang paling penting kami ingin mental atlet-atlet ini bisa kembali pulih," jelas Djoko Pekik melalui siaran pers yang diterima di Jakarta.
Djoko menganggap, kejadian yang menimpa tiga siswa SKOI Kaltim merupakan kecelakaan. Namun demikian, ia berharap kejadian tersebut bisa diambil hikmah, utamanya untuk kemajuan SKOI Kaltim."Evaluasi tidak hanya di luar tapi di dalam juga harus dibenahi, misalkan dari sisi kedisiplinan, tata tertib asrama SKOI dan juga etika, hingga menjadikan SKOI ini lebih baik lagi ke depannya," ujarnya.
Ia menambahkan, pelatih juga perlu memberikan pesan moral kepada siswa SKOI dalam setiap latihan agar mereka bisa lebih santun dan punya etika saat berada di lingkungan masyarakat luas.
"Mudah-mudahan kejadian ini yang terakhir dan bisa membawa hikmah postif bagi Dispora Kaltim serta jajarannya dalam rangka mewujudkan sekolah olahraga Kaltim bertaraf internasional," tambah Djoko.
Kepala Dispora Kaltim, Fachruddin Djafrie menuturkan, kejadian penganiayaan siswa SKOI Kaltim memang sempat membawa pengaruh negatif, utamanya di lingkungan atlet SKOI yang mayoritas masih belum dewasa. Dia sepakat dengan Kemenpora bahwa kejadian pengeroyokan atlet SKOI Kaltim harus diambil hikmahnya dalam rangka mewujudkan SKOI Kaltim yang lebih baik.
Kejadian pengeroyokan atlet SKOI Kaltim oleh oknum anggota Brimob Polda Kaltim terjadi pada Sabtu (21/3) dini hari. Sejumlah anggota Brimob diduga melakukan perusakan fasilitas asrama SKOI Kaltim dan penganiayaan kepada sejumlah atlet SKOI. Pada kejadian tersebut, tiga atlet SKOI Kaltim menjadi korban kekerasan dan mengalami sejumlah luka parah di kepala.
Bahkan, salah satu korban yakni Paulus Rinaldi (atlet karate) harus mendapatkan perawatan 21 jahitan di bagian kepalanya. Dua korban lainnya yakni Azar Ramahan (gulat) dan Alwin Vioa (panahan) hanya mendapatkan perawatan jalan oleh tim medis.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, mengecam aksi penyerbuan terhadap SKOI tersebut. Selain berharap kasus ini segera dituntaskan pihak kepolisian, Cak Imam juga menginginkan agar mental atlet-atlet ini bisa kembali pulih sehingga bisa berlatih seperti sedia kala.[wid/rmol]
BACA JUGA: Tiket Masih Ada Dijual di Bandara Hang Nadim
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Berpesta di Diskotek, Sekuriti Ini Tewas Over Dosis
Redaktur : Tim Redaksi