jpnn.com, TANGERANG - Kemenristekdikti menetapkan Universitas Terbuka (UT) sebagai pusat pembibitan atlet tenis meja, baik di jenjang pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Dengan demikian akan lahir calon atlet yang tidak hanya berprestasi di tingkat nasional tapi juga internasional.
"Apa yang dilakukan UT selama tujuh tahun terakhir dengan menggelar turnamen tenis meja pelajar tingkat nasional menjadi wadah untuk mencari bibit-bibit atlet tenis meja yang potensial," kata Direktur Kemahasiswaan Kemenristekdikti Didin Wahidin dalam pembukaan turnamen tenis meja yang merupakan rangkaian Dies Natalis UT ke-39 di UTCC, Kamis (15/8).
BACA JUGA: Universitas Terbuka Ajak Petani dan Nelayan Kuliah Online
Dia menyebutkan Kemenristekdikti berusaha mengubah image tidak hanya fokus di pendidikan akademik tapi juga bidang lain seperti olahraga, seni budaya, dan lainnya. Itu sebabnya, Kemenristekdikti sedang membuat mapping perguruan tinggi yang akan jadi pusat pengembangan olahraga.
"Misalnya Universitas Gunadarma jadi pusat pembibitan atlet catur, Universitas Sebelas Maret altet karateka, Universitas Negeri Jakarta atlet taekwondo, UT atlet tenis meja," terang Didin.
BACA JUGA: Tina Toon Pilih Kuliah Hukum di UT karena Tidak Harus Rutin Tatap Muka
BACA JUGA: Universitas Terbuka Ajak Petani dan Nelayan Kuliah Online
Dengan pembinaan olahraga, akan mengurangi separatisme, radikalisme di kampus. Sampai saat ini ada 200 atlet mahasiswa diberikan beasiswa di 10 perguruan tinggi dengan program studi keolahragaan.
BACA JUGA: Misi Besar Habibie Wahid Raih Tiket PON 2020
"Nantinya kuota beasiswa bagi atlet mahasiswa berprestasi ini akan ditambah. Salah satunya lewat program KIP kuliah yang mulai disalurkan tahun depan,"ucapnya.
Pada kesempatan sama, Rektor UT Prof Ojat Darojat mengatakan, turnamen tenis meja pelajar nasional ini hasil kerja sama dengan Tempo Media Group dan akan berlangsung 15-17 Agustus.
Para peserta dibagi dalam 11 kategori yaitu pemula putra/putri, kadet putra/putri, Junior putra/putri, divisi 5, non PON, mahasiswa, mahasiswi, dan umum/undangan.
"Maksimal usia peserta kategori pemula 12 tahun, kadet 15 tahun, dan junior 18 tahun. Total hadiah yang diperebutkan sebanyak Rp 136 juta. Sampai saat ini 784 peserta sudah mendaftarkan diri pada turnamen ini," terangnya.
Bagi atlet muda, kata Prof Ojat, kegiatan ini diharapkan menjadi ajang kompetisi untuk melahirkan atlet-atlet berbakat bagi tingkat nasional, meningkatkan keberanian dan memupuk pendidikan karakter. Turnamen ini juga bisa membantu menyukseskan program pemerintah khususnya Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam menciptakan bibit unggul yang berbakat dan berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.
"UT membuka kesempatan luas bagi para atlet pelajar berprestasi yang ingin lanjut di UT. Ada beasiswa yang kami tawarkan bagi atlet berprestasi," tandasnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agum Gumelar Lebih Khawatir Khilafah Dibanding Marxisme
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad