jpnn.com, TANGSEL - Universitas Terbuka (UT) memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat baik di perkotaan, perdesaan maupun wilayah 3T (terdepan, terluar, terisolir) untuk melanjutkan kuliah S1 online. Namanya online, mereka tidak harus bertatap muka seperti kuliah konvensional.
Dan, bagi yang tidak memiliki akses internet, UT menyiapkan metode pembelajaran tatap muka. Namun, tidak seperti kuliah konvensional harus 16 kali pertemuan tetapi cukup delapan kali. Itupun sifatnya bukan memberikan kuliah tapi hanya untuk memecahkan masalah saat mahasiswanya belajar mandiri.
BACA JUGA: Tina Toon Pilih Kuliah Hukum di UT karena Tidak Harus Rutin Tatap Muka
"Kuliah di UT bukan hanya untuk aparatur sipil negara (ASN). Masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi seperti nelayan, peternak, petani bisa meningkatkan kemampuan teknisnya dengan kuliah di UT," kata Rektor UT Prof Ojat Darojat usai membuka temu publik figur pada grand final pemilihan Duta UT 2019, Rabu (14/8).
Dia menyebutkan, keinginan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kualitas SDM diterapkan UT dengan membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk kuliah secara online. Biayanya sangat terjangkau dan tidak memberatkan masyarakat yang ekonominya kurang beruntung.
BACA JUGA: Ribuan Personel Dikerahkan untuk Bantu Menanggani Tumpahan Minyak di Karawang
Di usia yang ke-35 tahun, UT sudah menjadi Cyber University yang padat modal dan bukan (padat) orang. Dengan menerapkan fully online, UT membantu masyarakat di daerah pinggiran untuk mendapatkan layanan pendidikan tinggi.
"UT sudah jadi milik seluruh masyarakat. 320 ribu mahasiswa kami, berasal dari 511 daerah. Jadi tinggal empat daerah lagi yang belum ada mahasiswanya di UT," ucapnya.(esy/jpnn)
BACA JUGA: Lewat Cara ini Kementan Jamin Harga Jual Gabah Petani
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemberdayaan Nelayan Karawang Sudah Sesuai UU
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad