jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa bersama Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo Suroyo menemui korban persekusi berinisial M dan keluarganya di rumah perlindungan milik Kementerian Sosial di Jakarta Timur, Selasa (6/6).
Kunjungan dilakukan guna memastikan kondisi korban, apalagi M dan dua saudaranya saat ini tengah mengikuti ujian sekolah. Mensos dan Wakil Ketua LPSK menyempatkan diri berbincang-bincang dengan M dan keluarganya terdiri dari ibu dan enam saudaranya.
BACA JUGA: DPR: Hentikan Penggunaan Istilah Persekusi
Khofifah mengatakan hasil koordinasi dengan penyidik Polda Metro Jaya yang menangani kasus persekusi Cipinang, M dan keluarganya saat ini dititipkan di rumah perlindungan milik Kemensos. Karena rumah perlindungan Kemensos ini juga kerap menjadi rujukan dari instansi lainnya, seperti Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
“Kami siap membantu korban. Yang terpenting menjamin keberlanjutan pendidikan mereka karena tiga di antara anak-anak tersebut saat ini sedang mengikuti ujian,” kata Khofifah.
BACA JUGA: Ada Bocah Dipersekusi Oknum FPI, Pak Wiranto Bilang Begini
Khofifah juga menurunkan tim psikososial terapi untuk mengetahui kondisi psikologis korban. Mereka diasesmen dan diterapi untuk jangka waktu tiga bulan ke depan. Tapi, kalau dalam waktu sebulan pulih, mereka bisa dikembalikan ke lingkungan sosialnya.
Selain itu, dari hasil komunikasi dengan ibu korban, mereka membutuhkan suasana aman karena di lokasi rumah lama sudah tidak memungkinkan lagi.
BACA JUGA: Kapolres Solok Kota Diganti, Warga Gelar Aksi Simpati
“Kemensos mencarikan cara agar korban dan keluarganya bisa mendapatkan tempat tinggal di lokasi yang baru,” tutur dia.
Hasto Atmojo Suroyo mengatakan, perlindungan terhadap korban persekusi M berikut keluarganya menjadi tanggung jawab LPSK. Meskipun saat ini mereka ditempatkan di rumah perlindungan milik Kemsos di Jakarta Timur.
Menurut Hasto, perlindungan LPSK biasanya diberikan dalam jangka waktu enam bulan. Namun, dalam jangka waktu tersebut akan dilihat lagi apakah potensi ancaman terhadap korban masih tinggi.
“Kalau potensi ancaman itu tinggi, LPSK bisa mengambil tindakan lebih lanjut, termasuk memindahkan ke tempat yang lebih aman,” kata Hasto.
Dia mengungkapkan, selain kasus persekusi dengan korban M dan keluarganya, LPSK juga telah berkomunikasi dengan sejumlah pihak mengenai perlindungan yang mungkin diberikan kepada korban-korban dari kasus-kasus persekusi yang lainnya. Apalagi, kasus persekusi belakangan ini cukup marak dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia.
“Kami proaktif menawarkan program perlindungan bagi korban-korban persekusi yang lain, sebelum mereka mengajukan permohonan ke LPSK, kami sudah turun ke lapangan,” ujar dia. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Harus Bersikap Adil Soal Persekusi
Redaktur & Reporter : Boy