Kemensos Siapkan Asesmen dan Fasilitasi Pemulangan PMI dari Malaysia

Jumat, 02 Juli 2021 – 21:16 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini memastikan pemerintah melalui Kementerian Sosial menempuh rangkaian langkah sistematis dalam pemulangan Pekerja Migran Indonesia Bermasalah (PMIB) dari Malaysia. Ilustrasi: Kemnaker

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini memastikan pemerintah melalui Kementerian Sosial menempuh rangkaian langkah sistematis dalam pemulangan Pekerja Migran Indonesia Bermasalah (PMIB) dari Malaysia.

Sebanyak 276 dari 7.200 orang telah dipulangkan dalam dua gelombang, yaitu 24 Juni 2021 sebanyak 145 orang dan pada 27 Juni 2021 sebanyak 131 orang.

BACA JUGA: PPKM Darurat, Kemensos Segera Salurkan BST, Sebegini Besarannya...

Risma menyatakan, Kemensos memastikan kepulangan mereka mengikuti protokol kesehatan ketat. Termasuk melakukan PCR pada saat kedatangan dan sebelum pemulangan ketika masa karantina 5 hari di Wisma Pademangan, Jakarta.

“Kami juga melakukan asesmen awal untuk memetakan masalah dan kebutuhan serta mata pencaharian PMIB selama di Malaysia maupun keinginan bekerja di Indonesia,” kata Mensos di Jakarta (02/07).

BACA JUGA: Bantuan Sosial Ini Akan Cair Selama PPKM Darurat

Menurut Mensos, di Malaysia PMI menjalani berbagai profesi, dari buruh bangunan, pekerja pabrik, peternak bebek, pekerja di perkebunan, petugas reboisasi hutan, peternak ayam, dan Asisten Rumah Tangga (ART). Ada juga yang belum bekerja sama sekali.

“Kemensos juga mengakseskan mereka pada proses perekaman data kependudukan oleh Ditjen Dukcapil. Jika diperlukan tempat transit, tersedia di Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) Bambu Apus dan Balai Mulya Jaya sebelum pulang ke daerah masing masing,” Mensos menambahkan.

BACA JUGA: Kemensos Targetkan Rekam Data Kependudukan 2.500 Warga KAT Tahun Ini

Pada kesempatan terpisah, Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos Harry Hikmat menyatakan, upaya ini wujud sinergi antara Kemensos melalui Balai Rehabilitasi Sosial dan RPTC dengan Kemenko PMK, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Kementerian Kesehatan, Ditjen Dukcapil dan Instansi Pemerintah Daerah.

“Ini bukti bahwa sinergi semua pihak berjalan baik. Komunikasi dan langkah aksi dari masing-masing pihak saling menguatkan satu sama lain,” kata Harry saat tampil sebagai narasumber dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Penanganan Pemulangan PMIB dari Malaysia, belum lama ini.

Sesuai arahan Mensos, 41 balai rehabilitasi sosial milik Kemensos di seluruh Indonesia yang telah multifungsi siap membantu proses pemulangan, rehabilitasi sosial hingga pemberdayaan PMIB bersama sama Dinas Naker dan Dinas Perindustrian setempat.

“Intinya bagaimana PMIB bisa kembali ke keluarga. Ini upaya banyak pihak agar mereka bisa kembali dan diterima oleh keluarga. Kami juga perlu memberikan pengertian kepada keluarga bahwa pemulangan ini adalah pilihan terbaik,” katanya.

Upaya reintegrasi sosial yang dilakukan Kementerian Sosial yaitu melakukan asesmen komprehensif oleh pekerja sosial balai maupun Dinas Sosial.

Kemudian tracing bagi yang terkendala serah terima dengan keluarga, pendampingan dan fasilitasi hak sipil PMIB dan jaminan kesehatan (PBI) serta akses kesempatan kerja dan mengakseskan pada pemberdayaan secara ekonomi.

Hasil asesmen komprehensif akan menentukan apakah PMIB bisa mendapatkan layanan rehabilitasi sosial di keluarga, di komunitas (Lembaga Kesejahteraan Sosial) atau di balai.

Hari menyebutkan dengan integrasi layanan maka PMIB bisa diberikan bekal pemberdayaan ekonomi.

“Peran Pemda sangat diperlukan untuk memastikan PMIB mendapatkan akses kesempatan kerja, seperti yg telah disampaikan dalam surat Menteri Sosial kepada Gubernur dan Bupati/Walikota daerah asal PMIB,” katanya.

Dia berharap dengan upaya pemberdayaan itu, PMIB bisa mengisi Sentra Kreasi ATENSI (SKA) yang dikembangkan oleh Kementerian Sosial sebagai pusat pengembangan kewirausahaan dan vokasional serta media promosi hasil karya penerima manfaat dalam satu kawasan.

"Jadi para pekerja migran ini SDM yang produktif, mereka punya skill yang bisa dikembangkan berdasarkan hasil pemetaan," kata Harry.

Dia menambahkan balai jangan ragu memastikan jika mereka memiliki keterampilan agar ikut mengisi Sentra Kreasi ATENSI.

"Dengan hasil karya mereka baik berupa makanan maupun kerajinan tangan," kata Harry. (jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler