Kementan: Ada 2 Komoditas yang Dikembangkan dalam Program HDDAP di Kabupaten Ende

Rabu, 29 Mei 2024 – 15:56 WIB
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura saat ini tengah melaksanakan Proyek HDDAP. Foto: dok Kementan

jpnn.com, ENDE - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura saat ini tengah melaksanakan Proyek Pengembangan Hortikultura di Lahan Kering atau dikenal Horticulture Development in Dryland Areas Project (HDDAP) di 13 kabupaten dari 7 provinsi di Indonesia.

Mengangkat konsep "MIS-KoltiTrace", sistem itu akan diimplementasikan pada seluruh kabupaten yang menjadi lokasi pelaksanaan HDDAP untuk mempermudah proses pemantauan dan evaluasi.

BACA JUGA: Kementan Mengajak Masyarakat Mengenali Tanah Sebelum Tanam

Direktur Perlindungan Hortikultura sekaligus Project Manager HDDAP, Jekvy Hendra menyampaikan digitalisasi merupakan poin penting dalam mengakses seluruh kegiatan HDDAP.

"Ketertelusuran data petani dapat terekam melalui aplikasi MIS-Koltitrace berbasis Android dan Web," jelas Jekvy.

BACA JUGA: Melalui Ngobras, Kementan Sosialisasikan Cara Penebusan Pupuk Bersubsidi

Pelatihan dan pilotting MIS-Koltitrace sudah mulai dilakukan, termasuk di Kabupaten Ende yang menjadi salah satu lokasi HDDAP terpilih, pada Senin-Selasa (20/5-21/5) lalu.

Kegiatan di Ende mencakup penyampaian materi tentang aplikasi mobile MIS-KoltiTrace yang dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke Kecamatan Wolojita dan Kelimutu untuk simulasi pengambilan data petani serta pilotting area pada lahan produsen milik petani atau gapoktan di kecamatan tersebut.

BACA JUGA: Kementan Meluncurkan Kawasan HDDAP 10.000 Hektar di 13 Kabupaten

"Terdapat dua komoditas unggulan yang akan dikembangkan dalam program HDDAP di Kabupaten Ende, yaitu jahe dan alpukat," ujarnya," papar Dina Martha selaku Penanggung Jawab Komponen Digitalisasi HDDAP.

"Dalam pilotting, dihadirkan petani yang menjadi CPCL penerima bantuan HDDAP untuk kemudian diwawancara terkait aktivitas budi daya, pascapanen dan pengolahan juga dilakukan survei plot dengan model pengambilan titik poligon kebun," sambungnya.

Plt. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Gadir Ibrahim Dean menyampaikan Kabupaten Ende siap mendukung HDDAP dengan menyiapkan lokasi-lokasi lahan potensial di beberapa Kecamatan, serta memilih tenaga PPL dan POPT terbaik yang akan terjun langsung memantau pelaksanaan HDDAP.

Khususnya dalam pembangunan sistem data yang baik dan memiliki ketertelusuran.

"Komitmen dari Kabupaten Ende untuk menyukseskan proyek ini menjadi sebuah langkah yang penting dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan pengembangan ekonomi lokal. Semoga program ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dalam pengembangan pertanian di lahan kering," ujar Gadir.

Gadir menambahkan, hal lain yang menjadi catatan dalam kegiatan pilotting ini adalah lokasi lahan-lahan eksisting yang sudah ditanami jahe maupun alpukat sampai saat ini masih tersebar dan akses kurang baik.

"Lokasi lahan-lahan eksisting tidak berada pada satu hamparan dan akses jalan tani masih kurang baik, sehingga menjadi kendala bagi petani dalam melaksanakan proses budidaya secara komprehensif," tambahnya.

HDDAP merupakan salah satu program Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) yang berasal dari Asian Development Bank (ADB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Program HDDAP telah resmi dimulai pada Kamis, 16 Mei 2024 lalu yang ditandai dengan acara Kick Off di Surabaya, Jawa Timur.

HDDAP dilaksanakan di 13 kabupaten, yakni Pakpak Bharat, Dairi, Karo, Sumedang, Batang, Wonosobo, Gresik, Lumajang, Sumenep, Bali, Ende, Enrekang, dan Gowa. (jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cucu SYL Bantah Klaim Biaya Kecantikan hingga Minta Jabatan ke Kementan


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler