Kementan Apresiasi Bantaeng Konsisten Lindungi Petani dengan Asuransi

Sabtu, 23 Januari 2021 – 11:09 WIB
Syahrul Yasin Limpo. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, BANTAENG - Kementerian Pertanian (Kementan) mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, yang konsisten memberikan perlindungan petani melalui asuransi pertanian.

Pasalnya, sektor pertanian khususnya usaha tani padi dan ternak sapi dihadapkan pada risiko kegagalan sebagai akibat dampak perubahan iklim.

BACA JUGA: Antisipasi La Nina, Petani Diimbau Maksimalkan Asuransi Pertanian

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyebut banyak pencapaian yang diperoleh sejak penerapan asuransi pertanian.

Menurutnya, dengan mengikuti asuransi pertanian maka para petani merasa aman untuk berproduksi.

BACA JUGA: Dirjen PSP Kementan Pastikan Distribusi Air Merata saat Kemarau

"Kami tidak ingin kalau kena bencana alam seperti banjir, kekeringan, atau sapi yang mati itu menyebabkan petani rugi," kata Mentan SYL, Jumat (22/1).

Petani dapat segera mendaftarkan diri setelah bergabung dalam sebuah kelompok tani, dan memahami manfaat jaminan yang diperoleh dari program asuransi pertanian.

BACA JUGA: Pertanian Berkembang Pesat, Kinerja Kementan di Bawah Syahrul Yasin Limpo Dipuji Akademisi

Hanya saja, waktu pendaftaran biasanya paling lambat 30 hari sebelum musim tanam dimulai.

"Untuk mendaftarkan diri, petani juga akan mendapat pendampingan khusus dari petugas UPTD Kecamatan serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)," pungkas Mentan SYL.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan dengan adanya asuransi usaha tani padi (AUTP), petani yang terkena musibah yang mengakibatkan gagal panen bisa mendapatkan ganti rugi.

“Dengan membayar premi hanya Rp 36 ribu per hektare per musim, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat klaim (ganti) Rp 6 juta per ha," kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy berharap harga premi yang sangat murah, petani padi bisa menjadi peserta AUTP.

Menurut dia, melihat perkembangan peserta AUTP sejak 2017 hingga kini cenderung meningkat.

Sarwo mengatakan adanya tren positif peserta AUTP dikarenakan pelaksanaan asuransi pertanian yang bekerja sama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) ini memberikan berbagai keuntungan bagi petani atau peternak.

Bukan hanya nilai premi yang dibayarkan petani cukup murah, tetapi juga memberikan ketenangan dalam berusaha.

“Petani dan peternak makin mengerti manfaat dan peluang dari asuransi ini. Hanya dengan seharga satu bungkus rokok, petani dan peternak bisa tidur tenang. Petani tidak khawatir lahannya rusak terkena banjir, kekeringan, atau terserang hama penyakit,” tuturnya.

Seperti diketahui AUTP merupakan upaya Kementan melindungi usaha tani agar petani masih bisa melanjutkan usahanya ketika terkena bencana banjir, kekeringan atau serangan OPT.

Bahkan untuk mendorong petani mengikuti AUTP, pemerintah memberikan subsidi premi asuransi tani sebesar Rp 144 ribu per hektare.

“AUTP ini akan terus kami sosialisaikan ke petani. Karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi anggota AUTP,” kata Sarwo Edhy.


MoU Fasilitas Asuransi Pertanian

Bupati Bantaeng Ilham Azikin bersama Branch Manager PT Jasindo Tony Hendrawan melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Fasilitasi Asuransi Pertanian, di ruang rapat pimpinan kantor bupati Bantaeng, Jumat (22/1).

Penandatanganan MoU dan PKS antara Pemkab Bantaeng dengan PT Jasindo itu juga disaksikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng Budi Taufik dan, perwakilan PT Jasindo Hispano Widodo.

Turut hadir Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Syamsul Suli, serta kepala dinas dan kepala badan terkait di lingkungan Pemkab Bantaeng.

Kerja sama ini telah berjalan dua tahun. Sekarang ini memasuki tahun ketiga, dan diarapkan dapat terus terjalin demi kesejahteraan masyarakat petani di Bantaeng.

Tony Hendrawan mengatakan pada 2020, PT Jasindo menerima premi asuransi Rp 713 juta dan menyelesaikan klaim Rp 117 juta untuk asuransi tani.

Untuk ternak sapi, PT Jasindo menerima premi Rp 1,2 miliar dan menyelesaikan klaimnya Rp 1,1 miliar.

“Ke depannya kami mengajak Pemkab Bantaeng untuk mengembangkan prospek yang bisa disinergikan untuk mengembangangan penyelamatan ekonomi nasional," kataya.

Pihaknya juga berkomitmen untuk tetap melayani masyarakat di Bantaeng dalam hal asuransi pertanian dan ternak nelayan.

"Sehingga terwujud petani yang maju, mandiri, modern dan berasuransi," ujar Tony.

Bupati Ilham Azikin mengatakan di masa pandemi Covid-19 ini pertanian menjadi satu-satunya sektor yang masih memberikan produktivitas yang baik dalam mendukung pergerakan ekonomi di Indonesia.

Menurutnya pula, asuransi ini bagian yang penting dan akan menjadi sesuatu yang membanggakan bagi Bantaeng.

Asuransi tersebut diharapkan dapat meringankan beban petani.

Selain itu, asuransi ini diharapkan dapat menjaga semangat produktivitas petani yang ada di Bantaeng.

"Semoga dukungan ini tidak hanya berhenti pada satu atau dua sektor saja, sehingga kehadiran secara kelembagaan betul-betul bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Bantaeng," kata Ilham. (*jpnn) 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler