Kementan Bahas Pengembangan Hortikultura Melalui SEAVEG 2021 yang Diikuti 6 Negara

Jumat, 19 November 2021 – 11:12 WIB
BPPSDMP Kementan menyelenggarakan simposium internasional SEAVEG 2021 di Hotel Royal Ambarukmo, Yogyakarta, 18-20 November. Foto: Kementan

jpnn.com, YOGYAKARTA - Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan menyelenggarakan international Symposium Southeast Asia Vegetebles (SEAVEG) 2021 di Hotel Royal Ambarukmo, Yogyakarta, 18-20 November.

Kegiatan yang berlangsung secara hybrid tersebut diikuti 200 peserta dari 6 negara yaitu Indonesia, Belgia, India, Jerman, Portugal, dan Taiwan.

BACA JUGA: BPPSDMP Kementan Tingkatkan Kualitas SDM Melalui SEAVEG 2021

SEAVEG merupakan forum diseminasi hasil para akademisi, pengambil kebijakan, industri dan pelaku usaha pertanian, termasuk petani milenial di bidang hortikultura.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan pandemi Covid-19 selama dua tahun ini menjadikan kondisi yang sangat mengkhawatirkan dalam ketahanan pangan.

BACA JUGA: Kapolri Jenderal Listyo Puji Prestasi Kementan Tanpa Impor Beras Selama 2 Tahun

Karena itu, pandemi telah memaksa semua negara tidak terkecuali Indonesia meningkatkan kerja sama dengan mitra intenasional.

"Salah satu langkah yang dicapai dari kolaborasi tersebut khususnya dalam pertanian dengan mengembangkan hortikultura sayuran melalui SEAVEG 2021," jelas Mentan Syahrul.

BACA JUGA: Kementan Kuatkan Kapasitas SDM Dengan Pelatihan Petani Milenial

Untuk mengantisipasi dampak pandemi, Kementan berupaya untuk terus melakukan terobosan, baik strategi dan program pembangunan sektor pertanian yang semakin antisipatif dan adaptif.

"Selama pandemi, Kementerian Pertanian menetapkan seperangkat strategi yang Mula Cara Bertindak (Five Ways of Action), mencakup peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, yang juga merupakan bagian dari kontribusi Indonesia terhedap Dekade PBB untuk Pertanian Keluarga (family farming) 2019-2028," katanya.

Cara bertindak lainnya adalah penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pengembangan pertanian modern seperti smart farming, food estate, dan Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) Komoditas Pertanian.

"Melalui 5 CB, kami mendorong upaya percepatan transformasi sistem pangan dan pertanian dengan tidak lagi menitikberatkan pada aspek peningkatan produksi, tetapi mengarah pada penguatan sistem pangan dan pertanian yang semakin holistik dan terintegrasi," ujarnya.

Upaya serius ini terbukti memberikan dampak yang signifikan.

Tahun lalu pertanian menjadi satu-satunya sektor yang tumbuh positif sebesar 1,75 persen (c-to-c) dibandingkan 2019 dan menyerap lebih banyak lapangan kerja.

"Kami juga berhasil menjaga ketersediaan pangan dan mengurangi prevalensi kerawanan pangan (FIES) dan inflasi bahan pangan. Hal ini dengan jelas menunjukkan ketangguhan sektor pertanian dibandingkan dengan sektor lainnya," ujarnya.

Dalam upaya untuk mencapai pertanian berkelanjutan di Indonesia, sinergi yang dilakukan Kementan dengan fokus pada tiga bagian penting pembangunan pertanian yaitu pengembangan kapasitas sumber daya manusia, penerapan teknologi digital di pertanian, dan penerapan inovasi.

"Saat ini, Kementerian Pertanian mengembangkan Agriculture War Room (AWR)," sebut mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu.

Dia menjelaskan AWR merupakan pusat kendali untuk memantau dan berkomunikasi dengan petani di lapangan dan lembaga terkait yang berada di seluruh pelosok Indonesia.

"Penggunaan teknologi informasi dan Internet of Things (IOT) akan membantu para pengambil kebijakan untuk membantu merespons permasalahan di lapangan lebih cepat dan akurat," jelasnya.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menambahkan salah satu pondasi penting dalam pembangunan di Indonesia adalah pengembangan sumber daya manusia pertanian untuk menghasilkan tenaga yang profesional, mandiri, dan berdaya saing sangat penting untuk dilakukan.

Untuk itu, Kementan telah mencanangkan beberapa program dalam mengembangkan petani muda atau petani milenial.

Beberapa program tersebut adalah pendidikan vokasi, pelatihan vokasi, penumbuhan wirausahawan muda pertanian (PWMP), Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan.

Melalui program ini, Kementan memperkenalkan pertanian modern kepada para petani milenial guna meningkatkan produksi pertanian dan mampu mengelola pertanian dengan baik.

"Kami berharap melalui program ini para petani milenial mampu meningkatkan produksi, distribusi dan pemasaran hasil pertanian," harap Dedi.

Sekretaris BPPSDMP Kementan Siti Munifah menyampaikan terima kasih kepada pelaksana sehingga bisa menyambut seluruh tamu dari mancanegara pada kegiatan SEAVEG 2021.

"Sehingga dalam kesempatan ini kita bisa menyampaikan ide mengenai keberhasilan sektor pertanian Indonesia dalam melewati masa sulit," katanya. (mrk/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler