jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengaku mendapatkan tamu dari China yang meminta ekspor beras 2,5 juta ton.
Mentan mengatakan minggu ini nota kesepahaman akan dilakukan antara Indonesia dengan China terkait impor beras Indonesia.
BACA JUGA: Gubernur Lemhanas Apresiasi Kolaborasi Kementan dan Kemendag dalam Jaga Pangan
"Saya tidak sangka BUMN China datang ke kantor dan minggu ini akan menandatangani MoU untuk siap menerima beras kita," ujar Mentan dalam acara perkembangan ekonomi, pangan dan geopolitik dunia yang diselenggarakan Partai Nasdem, Rabu (8/6).
Mentan menyampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sudah memberikan lampu hijau untuk ekspor beras Indonesia.
BACA JUGA: Gubernur Lemhanas: Kolaborasi Kementan dan Kemendag Sangat Luar Biasa Menjaga Pangan
Kendati demikian, Jokowi berpesan kebutuhan dalam negeri dipastikan sudah cukup aman maka ekspor tidak masalah dilakukan.
Berdasarkan data Kementan, beras di Indonesia kelebihan stok saat ini, yakni pada 2020 beras kelebihan pasokan tujuh juta ton, lalu 2021 kelebihan stok beras mencapai sembilan juta ton.
"Ini jadi modal utama Indonesia mengintervensi dunia," ungkap Mentan.
Lebih lanjut, Mentan mengungkapkan Indonesia sudah tiga tahun tidak pernah melakukan impor beras.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) sebelumnya mengatakan Indonesia tidak akan mengimpor beras hingga akhir 2022 karena cadangan beras pemerintah dalam negeri sudah dapat terpenuhi.
Menurut Buwas, sampai saat ini jumlah stok beras yang tersimpan di gudang-gudang seluruh Indonesia sekitar satu juta ton.
Dia menilai, stok itu merupakan batas aman sesuai penugasan pemerintah, yaitu sebanyak 1-1,5 juta ton.
Stok tersebut diprediksi masih akan terus meningkat karena Bulog masih menyerap hasil panen petani. (mcr28/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari