Kementan Bocorkan Kunci Sukses Berkebun Nanas, Petani Wajib Tahu

Rabu, 25 Agustus 2021 – 12:10 WIB
Kementan bocorkan kunci sukses budi daya nanas. Foto: Hortikultura

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto membeberkan kunci sukses berkebun nanas melalui bimtek Sukses Budi Daya Nanas Pemasok Pasar Modern.

Menurutnya, bimbingan teknik tersebut merupakan tindaklanjuti arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang diadakan secara daring dan rutin hingga akhir 2021.

BACA JUGA: Kementan Gelar Pelatihan Petani Milenial Untuk Percepat Regenerasi

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menginginkan seluruh jajarannya di Kementerian Pertanian untuk tidak berhenti mendampingi petani, petugas, dan penggiat pertanian meskipun sedang ada pembatasan kegiatan masyarakat.

Saat membuka bimtek Direktur Buah dan Florikultura Liferdi Lukman menyampaikan bimtek yang diselenggarakan sampai akhir tahun ini membahas mengenai komoditas yang sedang dan akan dikembangkan untuk Kampung Hortikultura.

BACA JUGA: Panen Raya, Stok Surplus, Kementan Ajak Stakeholder Serap Cabai Petani

Tujuannya yakni untuk memberikan pemahaman kepada para petani dan petugas lapangan agar program yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal.

“Kami berharap bimtek ini dapat menjadi pencerahan bagi semua yang mengikuti kegiatan ini, sehingga nenas yang dihasilkan dapat baik secara produksi maupun kualitas dari waktu ke waktu,” ujar Liferdi.

BACA JUGA: Guru Besar USU Sebut Teknologi dan SDM Penentu Keberlanjutan FE Humbahas

Liferdi melanjutkan melihat produksi buah dari 2000 hingga 2020, rata-rata pertumbuhan produksi mencapai 7,6 persen dan buah nanas menempati urutan ke-4 dengan jumlah sekitar 2,4 juta ton per tahun.

Pada akhir 2021, produksi nanas diharapkan dapat naik menjadi 2,51 juta ton dan konsumsinya juga mencapai standar 73 kg per kapita per tahun.

Teknologi Budi Daya Nanas

Peneliti dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB, Sobir mengungkapkan Indonesia memiliki kebun nanas yang cukup besar di Lampung dan kualitas nanas yang dihasilkan tidak kalah dengan nanas level dunia, yang mana standarnya adalah MD2 dan MA2.

“Standar ekspor nanas di dunia adalah MD2 dan MA2. Lebih mudahnya dapat terlihat dari warna bagian luar yang hijau ke kuningan, warna bagian dalam kuning cerah, kemudian kadar gulanya skitar 14-18 persen, serta kadar asam 1.65-2.14 persen,” ungkap Sobir.

Lebih lanjut, Sobir menjelaskan bahwa kendala yang biasanya menghambat budi daya nanas adalah pemenuhan bibit yang tidak selalu terpenuhi.

Bibit nanas sendiri dapat diperoleh dari mahkota, biji, tunas, anakan, basal daun, hingga batang.

Bibit dari mahkota dapat langsung ditanam, sementara bibit dari biji tidak begitu disarankan karena prosesnya cukup lama.

“Pada umumnya, bibit diperoleh dari tunas dan anakan. Tetapi kali ini saya ingin berbagi ilmu memperoleh bibit dari basal daun dan batang melalui metode stek. Ukuran ideal untuk dijadikan bibit adalah lebih dari 25 cm dan bibit harus yang sehat. Kemudian, bibit dikelaskan agar ukuran saat panen dapat setara. Lalu, setiap bibit perlu direndam pada cairan pestisida terlebih dahulu untuk membunuh virus atau kutu putih yang menempel,” paparnya.

Untuk memenuhi standarisasi pasar nanas dunia, Sobir mengungkapkan dapat dilakukan dengan menyeimbangkan rasa manis dan asam di dalamnya. Rasa manis dapat diperoleh dengan meningkatkan fotosintesis dari cukupnya sinar matahari, cukupnya air, diperhatikannya suhu lingkungan, serta pengendalian OTP. Sementara itu, rasa asam dapat dikendalikan dengan pemberian pupuk urea dengan cukup.

Kunci Sukses Kampung Nanas

Ketua Kelompok Tani Sari Bumi, Suryadi mengatakan bahwa kampung nanas yang terletak di Kecamatan Ngacar merupakan sentral budi daya nanas yang ada di Kediri. Nanas yang ditawarkan terdiri dari varietas queen dengan ciri-ciri berdaun berduri, berdaun kecil, dan berbuah manis dan jenis smooth cayene yang berciri berbuah besar, daun tidak berduri, buah lebih berair, dan cenderung berasa asam.

Produk unggulan PK-1 telah berstandar Internasional tetapi produk masih sangat terbatas dan nanas jenis ini hanya ada di Kediri.

Suryadi menambahkan untuk menembus pasar retail modern membutuhkan proses. Kelompok taninya memulai pada 2012 dengan berkenalan dengan beberapa supplier di lokasi wisata, kemudian mulai mencoba untuk menjadi pemasok retail modern.

“Agar tetap eksis di retail modern, kami harus selalu berkomitmen, adanya kontinuitas produk, menjunjung tinggi kejujuran, merencanakan dan menghitung kapan harus tanam untuk memenuhi kebutuhan pasar, dan disiplin,” ungkap Suryadi.

Mengenai kampung nanas, Suryadi menyampaikan dukungannya dan berharap Kementan dapat terus melakukan sosialisasi terkait manfaat buah nanas agar konsumen semakin bertambah.

"Terlebih lagi di kondisi pandemi Covid-19 ini mengonsumsi nanas dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh karena kandungan vitamin C yang tinggi," ungkap Suryadi. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan SYL Sebut Kajian dan Sasaran Pembangunan Food Estate Tepat Sasaran


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler