Kementan Cetak Penangkar Benih Jagung Hibrida Andal

Minggu, 15 September 2019 – 21:41 WIB
Jagung. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian berkomitmen untuk mendukung berbagai terobosan penyediaan benih jagung sehingga Indonesia semakin berdaulat dalam memenuhi kebutuhan benih.

Kementan bahkan telah mencetak penangkar benih jagung hibrida yang andal, seperti halnya di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

BACA JUGA: Dampak Kabut Asap, Klub Asal Kalimantan Terancam Jadi Tim Musafir

Direktur Perbenihan pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Takdir Mulyadi menjelaskan pihaknya mempunyai program pengembangan kawasan perbenihan jagung berbasis korporasi petani. Sesuai Kepmentan No.473/2018, Minahasa termasuk dalam wilayah kawasan jagung.

"Pelaksanaan kegiatan ini akan dilaksanakan tiga tahap selama lima tahun," demikian jelas Takdir di Jakarta, Minggu (15/9).

BACA JUGA: Kecewa, Ruhut Sitompul Sebut Trio Pimpinan KPK Superkampungan

Dia pun menguraikan, pada tahun pertama dan kedua difokuskan pada penguatan kelembagaan petani. Pada tahap ini kelompok tani melakukan kerja sama dengan produsen benih, yakni PT TWIN yang mengopkup calon benih jagung hibrida yang dihasilkan oleh kelompok tani penangkar.

"Kerja sama ini dilaksanakan karena kelompok tani secara permodalan belum mampu melaksanakan pemasarannya secara mandiri," bebernya.

BACA JUGA: Kantong Kresek Bergerak-gerak di Bak Sampah, Penasaran Lantas Dibuka, Astaga Ternyata Isinya...

Akan tetapi, sambung Takdir, secara bertahap kelompok tani akan terus dibina sehingga pada akhirnya dapat membentuk suatu kelembagaan ekonomi (koperasi tani) yang berbadan hukum. Kepemilikan sahamnya sebagaian besar dimiliki oleh kelompok tani.

"Sedangkan pada tahun ketiga dan keempat difokuskan pada pengembangan kelembagaan ekonomi petani dan tahun kelima pemantapan korporasi petani," imbuhnya.

Takdir menambahkan, melalui program ini petani ditingkatkan kapasitasnya, yakni bagaimana mengelola bisnis usaha penangkaran benih jagung hibrida mulai hulu sampai hilir. Tujuannya adalah meningkatkan pendapatan petani.

"Petani diajarkan bagaimana membuat benih jagung hibrida mulai dari teknik budidaya produksi benih sampai penguatan kelembagaan korporasi tani," tuturnya.

Oleh karena itu, sebut Takdir, ada nilai tambah pendapatan petani jika menjual berupa benih dibandingkan dengan konsumsi. Selisih keuntungan yang didapat sekitar Rp 10 juta per hektare jika menjual berupa benih dibanding menjual.

Harapan ke depan, lanjutnya, penangkar benih di Sulawesi Utara mampu memenuhi ketersediaan benih jagung hibrida secara berkesinambungan untuk menopang wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan Papua yang dikelola dalam bentuk kelembagaan korporasi petani.

"Mengingat kebutuhan benih jagung hibrida umum 3 Litbang di wilayah tersebut setiap tahun meningkat terutama memasok pakan ternak," ujarnya.

Takdir juga mengevaluasi hasil produksi dari bantuan benih hibrida umum 2. Hasilnya menunjukkan tidak berbeda secara signifikan. Untuk hibrida, meskipun keunggulan genetiknya bagus jika tidak didampingi oleh teknik budidaya yang optimal, maka tidak menghasilkan sesuai harapan.

"Kami minta nantinya, kegiatan ini dikawal dan didampingi oleh Balai Penelitian Tanaman Sereal Maros dan pendampingan teknologi dari BPTP Provinsi, Pengawas Benih Tanaman, POPT, Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten, Petugas Penyuluh Lapang," katanya.

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih Kementan Catur Setiawan mengatakan, untuk mendukung pelaksanaan program penangkaran benih jagung berbasis korporasi, Kementan memberikan fasilitas bantuan berupa sarana produksi benih sumber (tetua), pestisida dan pupuk.

Di samping itu, untuk meningkatkan kapasitas petani, dibekali kemampuan teknis penangkaran benih jagung hibrida agar bisa membuat benih jagung hibrida secara mandiri dan berkesinambungan.

"Rencana usulan pengembangan penangkaran benih jagung hibrida di Sulawesi Utara di Kecamatan Remboken, Kabupaten Minahasa seluas 100 hektar," jelasnya. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler