jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) berharap semua petani mampu mengoperasikan alat dan mesin pertanian (alsintan).
Oleh karena itu, daerah diminta mengadakan pelatihan dalam pengoperasian Alsintan. Seperti yang dilakukan Kabupaten Halmahera Utara (Halmut), Maluku Utara (Malut).
BACA JUGA: Beras Organik Indonesia Semakin Diminati Pasar Ekspor
“Pelatihan atau sosialisasi soal alsintan memang penting untuk meningkatan pengetahuan petani,” kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy, Rabu (31/7).
BACA JUGA: Membedah Kerja Sama Kementan dan Kemendes Sejahterakan Petani di Daerah Transmigrasi
BACA JUGA: Ekspor Bambu Hoki bikin Petani Untung
Menurut Sarwo Edhy, dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan penggunan alsintan, petani diharapkan menjadi lebih terbiasa dengan teknologi, sehingga pemanfaatan alat tersebut menjadi maksimal.
"Melalui kegiatan ini, petani bisa lebih optimal menggunakan alsintan, mulai dari olah tanah sampai panen. Belakangan ini Maluku Utara memberikan sosialisasi pentingnya memanfaatkan Alsintan kepada anggota Poktan maupun Gapoktan," ungkap Sarwo Edhy.
BACA JUGA: Kementan Fokus Kembangkan Kawasan Mandiri Benih Jagung
Bertempat di persawahan Desa Margo Mulyo, Kecamatan Kao Barat, Kabupaten Halmut) berlangsung kegiatan pembukaan pelatihan alat dan mesin pertanian (Alsintan) kerjasama Dinas Pertanian Malut dengan PT Rutan.
Di kegiatan tersebut hadir Bupati Halut Frans Manery, Kepala Bidang (Kabid) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Dinas Pertanian Malut Abjan Doa, Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Halut Daud, Kadis Ketahanan Pangan Halut Valentino Wakabesy, Kasatpol PP Halut Nelson Sahetapy dan tamu undangan peserta pelatihan sekitar 250 orang.
Bupati Halut menyambut peserta dari kabupaten/kota untuk belajar teknik mengoperasikan dan merawat Alsintan yang benar sehingga dapat diterapkan di usaha pelayanan jasa Alsintan (UPJA) masing-masing.
“Alsintan sangat baik untuk mempercepat proses pengolahan tanah, tanam, panen dan pengeringan baik padi, jagung dan lain-lain. Alsintan diperlukan untuk menuju pertanian lebih maju, sehingga efisiensi waktu dalam bekerja dan mengurangi waktu. Fakta menunjukkan, bahwa sebagian besar alsintan yang diberikan atau dipinjamkan kepada UPJA kurang terurus, sehingga cepat rusak dari usia ekonomis dan teknis,” ujar Frans.
Dia menjelaskan, alsintan yang setiap tahunnya bertambah dan harga yang sangat mahal, hendaknya dirawat dengan baik.
Dengan demikian, alsintan dapat digunakan lebih lama oleh petani yang pada akhirnya UPJA bisa mandiri dalam membiayai dirinya sendiri serta dapat membeli Alsintan yang baru dari pendapatan UPJA itu sendiri.
“Upaya pemerintah untuk memberikan bantuan Alsintan adalah untuk ketahanan pangan nasional dan khususnya di daerah kita masing-masing. Sehingga kita terhindar dari rawan pangan. Pelatihan ini sangat singkat, tetapi jika saudara benar-benar serius mengikutinya, saudara-saudara akan dapat mengerti dan dan memahami cara operasi dan memeliharanya,” jelas Frans.
Sementara, Daud mengucapkan berterima kasih kepada Dinas Pertanian Malut atas dipilihnya wilayah Kao Barat sebagai lokasi pelatihan.
“Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap agar pertanian jangan dipandang sebelah mata. Karena pertanian merupakan unggulan bangsa. Kami berharap, agar peseta pelatihan dapat memanfaatkan pelatihan ini sebaik-baiknya,” kata Daud.
Halut dipilih sebagai lokasi pelatihan dikarenakan di salah satu wilayahnya yakni Kecamatan Kao Barat merupakan lumbung pangan yang cukup berhasil, dan peralatan Alsintan yang ada di wilayah ini cukup banyak.
“Akhir-akhir ini terjadi kecenderungan banyak generasi millineal yang tidak tertarik lagi menekuni bidang pertanianan. Maka dari itu, dengan adanya pelatihan Alsintan ini dapat kembali menarik minat anak-anak muda untuk mengembangkan pertanian,” katanya. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Ekspor Bawang Merah 250 Ton ke Singapura dan Thailand
Redaktur : Tim Redaksi