Kementan Dorong Kembangkan Varietas Lokal untuk Mencapai Swasembada Pangan

Selasa, 07 November 2023 – 23:28 WIB
Kepala Pusat PVTPP Kementan Leli Nuryati (kanan) menyerahkan sertifikat tanda daftar varietas padi unggul bernama Dharma Nina Ayu (DNA) kepada Bupati Indramayu Nina Agustina dalam sebuah acara panen raya yang berlangsung di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Indramayu, Jawa Barat. Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, INDRAMAYU - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong berbagai daerah di Indonesia mengembangkan varietas lokal dalam meningkatkan produksi nasional.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pun mengajak para kepala daerah mengawal jalannya produksi beras tahun ini.

BACA JUGA: Kementan-Pemkab Tanah Laut Pacu Penumbuhan Usaha Petani Milenial Berbasis Klaster

Mentan Amran menginginkan Indonesia mampu mencapai swasembada pangan sehingga ke depan tidak lagi bergantung pada kebijakan impor.

Sebab, dia mengungkapkan kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan.

BACA JUGA: Mentan Amran Dorong Penyuluh Pertanian Berperan Mempercepat Swasembada Pangan

Bahkan, sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca.

"Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri. Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi yang ada," kata Mentan Amran beberapa waktu lalu.

Sejalan dengan arahan Mentan Amran, Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementan Leli Nuryati mendorong lebih banyak pengembangan varietas lokal.

Terbaru, PVTPP menyerahkan sertifikat tanda daftar varietas unggul bernama Dharma Nina Ayu (DNA) dalam sebuah acara panen raya yang berlangsung di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Indramayu, Jawa Barat.

Menurut Leli, varietas padi lokal unggul DNA terbukti memiliki beragam keunggulan, di antaranya tekstur nasi yang pulen dengan bobot 1.000 butir padi mencapai 31,230 gram.

Selain itu, bentuk bulir beras lonjong dengan kadar amilosa sekitar 13,46 persen.

Kemudian umur dari varietas padi DNA juga relatif genjah, yaitu di bawah 150 hari.

"Potensi panen mencapai delapan ton per hektare," sebutnya.

Leli mengatakan varietas DNA bisa menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan produksi padi di Kabupaten Indramayu. Dia juga mengajak para penangkar benih di daerah ini untuk mengembangkan benih tersebut.

"Terutama karena varietas ini dapat beradaptasi dengan baik di dataran rendah Indramayu selama musim hujan," katanya.

Pada kesempatan ini, Kementan mengapresiasi Bupati Indramayu Nina Agustina yang telah memberikan perhatian khusus pada sektor pertanian.

Salah satu upayanya adalah mendaftarkan varietas Dharma Nina Ayu agar memiliki sertifikat milik Kabupaten Indramayu.

"Hal ini membuktikan komitmen Kabupaten Indramayu dalam menjaga keanekaragaman genetik dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan," kata Leli.

Bupati Indramayu Nina Agustina menyampaikan terima kasih atas perhatian kementan pada varietas lokal.

Dia pun mengajak para penyuluh untuk bekerja bersama dengan petani dalam upaya mengembangkan varietas tersebut.

Bupati Nina berharap agar pengusaha penggilingan beras lokal memberi label nama Indramayu pada setiap kantong beras yang dijual di pasaran sebagai bentuk identitas bahwa beras tersebut dihasilkan dari wilayahnya.

"Dengan demikian kita akan semakin menguatkan posisi Indramayu sebagai daerah produsen beras terbesar di tingkat nasional," ujar Bupati Nina Agustina. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler