Kementan Dorong Optimalisasi Lahan Tidur di Daerah

Kamis, 12 April 2018 – 15:52 WIB
Petani panen di sawah. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN

jpnn.com, MUSI RAWAS UTARA - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Pending Dadih Permana menjelaskan, komunikasi dua arah antara petani, pemilik lahan, pemda, dan pemerintah pusat harus terjalin dengan baik demi upaya memaksimalkan lahan tidur atau telantar.

Kementan sendiri memang terus mendorong optimalisasi lahan persawahan di Indonesia.

BACA JUGA: HKTI Dorong Ekstensifikasi Lahan Pertanian Luar Jawa

Sebab, banyak potensi dari lahan tidur dan telantar, termasuk persawahan.

Lahan ini bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan produksi pada secara nasional.

BACA JUGA: DPR Usulkan Nasionalisasi Agrowisata Daerah Persawahan

"Setiap daerah pengembangan baru butuh perhatian bersama. Kami komunikasikan kesulitan petani, lahan tidur bisa dimaksimalkan. Apakah pilihan nanti padi, jagung, atau lain-lain sehingga dapat dimaksimalkan bersama," kata Pending saat  penyuluhan petani di Desa Remban, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, Selasa (10/4).

Produksi padi di Kabupaten Musi Rawas Utara sendiri mencapai 17.490 ton pada 2015.

BACA JUGA: Lahan Rawa Lebak Berpotensi Jadi Lumbung Pangan

Setelah itu, meningkat menjadi 34.115 ton pada 2016 dan naik menjadi 34.446 ton pada tahun lalu.

Data tersebut memperlihatkan produksi beras di Kabupaten ini terus meningkat.

Walaupun produksi padi mengalami kenaikan pada 2017, petani lokal bisa meningkatkan produksi lebih dari angka tersebut

Khusus di Desa Remban, kini terdapat  sekitar 250 hektare lahan persawahan.

Dari luas lahan persawahan itu, pengelolaan baru mencapai 180 hektare.

Berarti, terdapat sekitar 195 hektare lahan belum diolah karena berbagai permasalahan.

Dari hasil diskusi dengan perangkat desa dan pemerintah daerah setempat, para petani selama ini telah menemui banyak hambatan kalau mengelola lahan telantar tersebut.

Misalnya, masalah pendangkalan sungai, sawah yang kebanjiran, hingga gagal panen.

Solusi dari masalah  itu adalah kebijakan membuat sodetan dan kanal-kanal penampung air hujan.

Bila sodetan sawah terbangun, dari sawah yang belum dikelola seluas 195 hektare akan menjadi produktif.

Dengan demikian, produksi gabah bertambah 1.518,32 ton atau sekitar 789 ton beras.

Begitu juga potensi sawah di Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan.

Di lokasi tersebut baru sekitar 317 hektare lahan yang tersentuh. Sementara itu, 430 hektare lahan masih tidur.

Namun, lahan ini bisa optimal dengan syarat sodetan sudah terbangun.

Bukan mustahil dari 430 hektare sawah tersebut mampu meningkatkan potensi produksi gabah mencapai 2.913,65 ton gabah atau sekitar 1.458 ton beras.

Rencana tersebut bisa terealisasi kalau pemerintah bisa mencarikan solusi terhadap pembenahan lokasi dengan optimalisasi lahan, perbaikan dan normalisasi saluran sungai induk, hingga peningkatan sarana dan prasarana pertanian.

Sepanjang periode 2015 sampai 2017, Kabupaten Musi Rawas Utara telah menerima sejumlah bantuan, baik alat mesin pertanian (alsintan) maupun bantuan sarana sumber air.

Bahkan, pada tahun ini akan dibangun sumur bor sebanyak 19 unit dan DAM parit sebanyak empat unit.

Melalui Dirjen PSP, pemerintah pusat juga akan menyalurkan bantuan langsung berupa pompa air, pembangunan kanal, hingga traktor beroda dua maupun empat.

Semua akan disalurkan kepada kelompok tani yang serius mengoptimalkan lahan persawahan menjadi produktif.

Bupati Musi Rawas Utara M Syarif Hidayat sangat sepakat dengan langkah itu. Bila lahan tidur dan telantar bisa digarap optimal, Kabupaten Musi Rawas Utara bisa menjadi kawasan percontohan dalam hal peningkatan produksi beras.

"Tentu kalau kalau semua berkembang, kawasan ini akan jadi percontohan. Salah satu caranya dengan memanfaatkan lahan telantar," kata Syarif.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI Fauzih Amro yang ikut mendampingi penyuluhan menjelaskan, secara keseluruhan di tujuh kecamatan Kabupaten Musi Rawas Utara ada sedikitnya 7.000 hektare potensi lahan yang bisa dioptimalkan.

“Apabila berhasil menjadi percontohan, di seluruh kecamatan bisa menerapkan. Kami punya 7.000 hektare potensi sawah. Dengan optimalisasi cetak sawah, mudah-mudahan daerah ini bisa menjadi daerah percontohan," kata Fauzih.

Kementerian Pertanian sendiri berjanji memberikan bantuan pembuatan kanal dan sodetan air yang berfungsi untuk mencegah terendamnya lahan persawahan.

Termasuk bantuan alat penunjang pengelolaan areal sawah bagi para kelompok tani di daerah tersebut.

Setelah berkoordinasi dengan kelompok tani dan pemerintah daerah pemerintah setempat, dalam waktu dekat proses pengerjaannya pun akan segera dilakukan.

Dengan demikian pada tahun 2018 ini bakal meningkat signifikan. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PSP Kementan Dorong Revisi Izin Edar Pestisida


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler