Kementan Dorong Pemasaran Produk Hortikultura Melalui Pasar Lelang

Rabu, 03 November 2021 – 15:44 WIB
Pemasaran cabai lebih menguntungkan bagi petani maupun pedagang jika dilakukan melalui pasar lelang. Foto: Kementan.

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Bambang Sugiharto menyampaikan pasar lelang atau sistem lelang produk hortikultura sangat menguntungkan bagi petani.

Menurutnya, dengan sistem lelang ini petani mendapatkan kepastian harga yang bagus, keterbukaan, dan terjadi persaingan harga yang menguntungkan petani, apalagi pada saat barang langka.

BACA JUGA: Kementan Launching Pasar Lelang Cabai di Tuban

Oleh karena itu, kiat sukses pemasaran produk hortikultura melalui pasar lelang dipilih untuk tema bimbingan teknis (bimtek) Direktorat PPHH pekan lalu.

“Ini harus direplikasi ke daerah lain atau ke wilayah-wilayah lain atau juga dikembangkan menjadi lebih besar," kata Bambang melalui keterangan yang diterima Rabu (3/11).

BACA JUGA: Petani Semringah Pasar Lelang Holtikultura Diluncurkan

Bambang menilai akan baik jika ke depannya di setiap daerah memiliki pasar lelang untuk berbagai komoditas dan diadakannya jaringan pasar lelang dari berbagai daerah, untuk meningkatkan komunikasi dan pemasaran hortikultura.

Dia menjelaskan pasar lelang memiliki tujuan meningkatkan posisi tawar dan daya saing petani sebagai entrepreneur, menjamin ketersediaan pasokan baik kuantitas maupun kualitas, meningkatkan kesejahteraan petani dan sebagai rantai tataniaga yang lebih efisien.

BACA JUGA: Bappebti Bakal Luncurkan Pasar Lelang Online

Ketua Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) Sleman Raden Inoki menyampaikan kisah suksesnya dalam pemasaran melalui pasar lelang.

Awal PPHPM memulai pasar lelang pada 2015 dengan mempelajari pengelolaan lelang di Kabupaten Kulonprogo, kemudian dikembangkan kembali di Sleman.

“Awal dari perjalanan pasar lelang dimulai dari 4 Gapoktan yang sepakat melaksanakan pasar lelang mulai Oktober 2017. Pada awalnya, lelang ini khusus cabai dengan volume 20 kilogram per hari," cerita Raden Inoki.

Dia menuturkan berbekal semangat yang berkobar terus-menerus, dari waktu ke waktu petani makin percaya dengan sistem pemasaran dengan lelang.

"Lelang dimulai dengan cara manual atau konvensional. Jika ada cabai beberapa kilo, pembeli datang kemudian menuliskan nilai rupiah dan dimasukkan dalam toples,” jelas Inoki.

Inoki mengatakan kepercayaan petani akan pasar lelang terbentuk karena dalam pasar lelang suplai produk memiliki kuantitas yang besar dan kualitas yang terjaga, juga transparansi harga sehingga terbentuk harga wajar dan keuntungan petani optimal dengan biaya operasional pedagang lebih rendah.

Seiring berjalannya waktu, Pasar Lelang Sleman berkembang dengan menggunakan media sosial dalam hal pemasaran dan penawarannya.

Inoki menyampaikan pada tahun ini mekanisme lelang dengan fasilitas yang diberikan Bank Indonesia menjadi terdigitalisasi dengan aplikasi dipanen.id.

Kepala Tim Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA) Bank Indonesia DI Yogyakarta Andi Adityaning Palupi menyampaikan strategi nasional Bank Indonesia dalam pengembangan untuk mewujudkan UMKM berdaya saing memiliki tiga pilar utama, yaitu korporatisasi, kapasitas, dan pembiayaan.

“Pada prinsip pengembangan UMKM, Bank Indonesia menunjang pencapaian kebijakan utama dalam mencapai kestabilan nilai rupiah," kata Andi.

Pengembangan UMKM juga memperhatikan potensi dan sumber daya lokal, menjalin kemitraan, dan menjangkau seluruh skala usaha baik mikro maupun makro.

Andi juga menyampaikan pentingnya digitalisasi dari hulu sampai ke hilir.

Digitalisasi yang dicanangkan sebagai Smart Digital Farming, dengan maksud agar memperluas jangkauan pasar UMKM menuju pasar online melalui Smart Traditional Market, dan pengembangan nontunai melalui QRIS.

Digitalisasi dalam melakukan lelang memberi dampak positif, yang mana proses lelang dapat mendorong peningkatan efektivitas dan efisiensi distribusi barang serta memudahkan dalam proses pemasaran dengan menggunakan pembayaran non tunai, meminimalisir risiko transaksi dan juga pemanfaatan data informasi.

Pasar lelang memiliki dampak positif bagi petani, pedagang maupun pemerintah.

Bagi petani, dapat meningkatkan minat generasi muda untuk bertani karena potensi keuntungannya.

Selain itu, petani menjadi mandiri dari ketergantungan terhadap tengkulak dan sistem ijon.

Bagi pedagang, dengan adanya pasar lelang dapat memudahkan kalkulasi dan perencanaan bisnis.

Sementara itu, bagi pemerintah, pasar lelang dapat mendorong stabilitas harga dan terjaganya pasokan, dan bagi masyarakat mendapatkan harga wajar dan pasokan yang terjaga. (mrk/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh! Harga Cabai Merah Naik Signifikan


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler