jpnn.com, JAKARTA - Lonjakan populasi hama wereng batang cokelat (WBC) yang diperkirakan terjadi pada periode tanam Oktober 2018 hingga Maret 2019 dikhawatirkan memengaruhi capaian luas panen serta produktivitas padi nasional.
Untuk memitigasi risiko serangan hama tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) sejak awal mendorong pengembangan budi daya tanaman sehat.
BACA JUGA: Mentan Serahkan Rp 25 Miliar untuk Korban Gempa Sulteng
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan Yanuardi menyebutkan penerapan budi daya tanaman sehat dilakukan melalui berbagai cara.
Di antaranya, perbaikan fisik dan kimia tanah, penggunaan bahan organik hayati dan ramah lingkungan, serta peningkatan kapasitas petani.
BACA JUGA: Mentan: Petarung Hebat Tidak Lahir dari Air yang Tenang
“Untuk itu, kami memperbaiki kesuburan lahan, penggunaan varitas unggul tahan WBC, serta menanam refugia,” kata Yanuadi, Kamis (4/10).
Kementan juga memberi bantuan sarana produksi berupa benih, dolomit dan pestisida hayati.
BACA JUGA: Mentan Amran Dorong Mahasiswa UNP Menjadi Wirausahawan Muda
Tak hanya itu, Kementan juga memberikan bantuan pendukung seperti agens pengendali hayati dan tanaman refugia.
Keberadaan agens pengendali hayati dan tanaman refugia diharapkan dapat melindungi tanaman padi dari serangan hama WBC.
Kementan mendorong pengembangan budi daya tanaman sehat dengan pertimbangan bahwa peningkatan populasi hama WBC justru disebabkan tingginya ketergantungan terhadap pestisida kimia.
Penggunaan pestisida kimia secara berlebihan ditengarai dapat menimbulkan resistensi dan resurgensi hama.
Hasil dari pengembangan budi daya tanaman sehat yang dilakukan pada 2017 menunjukkan bahwa petani yang awalnya gagal panen menjadi dapat berproduksi rata-rata sebesar sebelas ton per hektare.
Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan budi daya normal yang rata-rata produksinya sebesar delapan ton per hektare.
Pada tahun ini, program budi daya tanaman sehat dikembangkan seluas 24.000 hektare di daerah endemis serangan WBC.
Selain itu, Ditjen Tanaman Pangan Kementan pada tahun ini juga memberikan bantuan sarana transportasi kepada semua petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) sejumlah 1.037 unit roda dua dan 85 unit kendaraan roda empat.
“Langkah ini diambil untuk memperkuat sistem surveilence dan deteksi dini serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT),” kata Yanuardi. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eksportir Puji Kementan Tak Ada Pungutan Ekspor Manggis
Redaktur : Tim Redaksi