Kementan Dukung Pilot Project Closed-Loop untuk Menghasilkan Produk Hortikultura Berkualitas

Rabu, 03 Februari 2021 – 17:00 WIB
Kementan Dukung Pilot Project Closed-Loop untuk Menghasilkan Produk Hortikultura Berkualitas

jpnn.com, JAKARTA -  

Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya dan siap berkolaborasi dengan semua pihak yang memiliki visi dan misi sejalan menghadirkan model kemitraan agribisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir, yang dapat meningkatkan skala ekonomi, pendapatan petani, dan produktivitas.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Memperingatkan: Jangan Merekayasa Korban Bencana

Salah satu bentuk kolaborasi dan dukungan itu diberikan Kementan kepada pilot project closed-loop yang diinisiasi Kamar Dagang Indonesia (Kadin).

Kini, project tersebut bergerak di bagian hilir.

BACA JUGA: Bea Cukai Maluku Kembangkan Kawasan Berikat Holtikultura

Pilot project closed-loop merupakan suatu pendekatan untuk mendorong perkembangan agribisnis berkelanjutan melalui ekosistem digital.

Closed-loop membentuk suatu rantai pasok dan rantai nilai produk hortikultura sehingga hasil pertanian petani akan memiliki pasarnya tersendiri.

Ke depannya, petani tidak lagi mencari pasar dari produk yang dihasilkannya melainkan petani didorong untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar.

Petani milenial dari Garut, Jawa Barat, yang tergabung dalam project ini mengirimkan hasil produksi perdananya ke Paskomnas Tangerang, Banten, Minggu (31/1).

Kementan sangat mendukung penuh pilot project ini, terlebih project ini menyasar produk hortikultura yang sedang dikembangkan untuk skala luas.

Dukungan ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa perlu adanya terobosan yang inovatif dan terintegrasi dari hulu hingga hilir untuk pengembangan produk hortikultura.

“Pengembangan hortikultura harus ditempuh dengan terobosan khusus atau dengan cara-cara extraodinary dan inovatif. Pendekatannya juga harus holistik, terintegrasi hulu hingga hilir,” papar Mentan SYL.

Hasil pertanian yang datang ke Paskomnas akan dicek terlebih dahulu kualitas dan kuantitasnya.

Selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke bagian produksi untuk proses sortasi, grading, scaling dan packing berdasarkan permintaan dari konsumen.

Paskomnas memiliki konsumen dengan kebutuhan produk hortikultura yang berbeda-beda mulai dari hotel, restoran, katering, industri kecil hingga industri besar.

Meski saat ini petani milenial sudah mengetahui klasifikasi atau grading untuk beberapa komoditas, tetapi produk yang masuk belum di-grading.

Paskomnas akan melakukan sosialisasi mengenai standar kualitas serta grading untuk setiap komoditasnya agar dapat sesuai dengan permintaan pasar.

Diharapkan ke depannya, petani dapat mengirimkan hasil pertaniannya dalam keadaan sudah di-grading agar proses yang dilakukan dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.

Petani yang tergabung dalam kelompok tani milenial ini mengirimkan sawi, labu siam, kentang dan tomat yang merupakan hasil tanam tumpang sari.

Cabai rawit dan cabai merah besar sebagai komoditas utama dari pilot project closed-loop ini.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura Kementan Bambang Sugiharto mengatakan pihaknya akan turut membantu petani untuk dapat menghasilkan produk hortikultura yang berkualitas.

“Tahun ini tema kami adalah produk berkualitas. Hasil produk dari petani sudah harus dilakukan seleksi, trimming, grading dan cleaning. Untuk sementara kami akan memfasilitasi 90 kelompok tani dengan peralatan tersebut,” ujarnya.

Pengiriman perdana pada pilot project closed-loop ini merupakan awal dari semua kegiatan.

Untuk keberlangsungannya, diperlukan komitmen yang tinggi dan gotong royong dari seluruh pihak terkait agar dapat terus berjalan dan menyejahterakan petani.

“Perjalanan pilot project closed-loop tidak berakhir di sini. Ini merupakan awal dari semua kegiatan. Komitmen yang tinggi merupakan unsur penting dalam pilot project ini agar dapat terus berjalan dan dapat menyejahterakan petani,” ujar Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Yuli Sri Wilanti.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Direktur Utama Paskomnas Hartono menyatakan harapannya agar petani bisa memegang komitmen sebagaimana yang tercantum dalam dokumen kontrak.

Dengan memegang teguh komitmen, diharapkan semua pihak bisa diuntungkan.

Lebih lanjut, Hartono juga menyampaikan bahwa Paskomnas bersedia mengirimkan tenaga pelatih untuk mendidik petani dalam hal penangan pascapanen.
Tujuannya agar produk yang sampai di Paskomnas sudah bisa langsung diserahkan ke pemesan, yakni kelompok horeka.

Dipimpin oleh seorang petani milenial bernama Rizal, 11 orang petani yang terlibat dalam uji coba tahap pertama menyambut antusias prakarsa Kadin, Kemenko Perekonomian, dan Kementan ini.

Ketua Komite Tetap Hortikultura Kadin Karen Tambayong turut menyatakan bahwa saat ini semua harus saling terintegrasi untuk menghasilkan produk yang lebih baik dan petani yang lebih canggih.

Hadir dalam pengiriman perdana tersebut, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikutura Kemenko Perekonomian, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (Kementan), Dinas Pertanian Kabupaten Garut.

Kemudian, Prof. Dr. Muhammad Firdaus akademisi dari IPB, Ketua Komite Tetap Hortikultura Kadin, Direktur Utama PT Pupuk Kujang Cikampek, PT East West Seed Indonesia, Mercy Corps Indonesia, PT Indofood Sukses Makmur.

Berikutnya, Ketua Kelompok Tani Milenial (EPTILU) termasuk 9 dari 11 petani yang bergabung dalam pilot project ini yang keseluruhannya disambut dengan hangat oleh Hartono selaku Dirut Paskomnas. (*/jpnn)

jpnn.com, JAKARTA -  


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler