jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui unit-unit kerjanya melakukan langkah solutif untuk mengatasi PMK.
Salah satunya adalah mengadakan pelatihan untuk menangani wabah yang menyerang hewan ternak itu.
BACA JUGA: DPR Dukung Penuh Kementan Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat tidak panik menanggapi kondisi tersebut.
“PMK dapat disembuhkan dengan tingkat kematian yang relatif rendah. PMK tidak membahayakan manusia, dengan daging manusia bisa dikonsumsi dengan protokol pemotongan yang baik,” ujar Mentan Syahrul.
BACA JUGA: Kementan Dorong Digitalisasi dan Pembiayaan Pertanian untuk Ketahanan Pangan
Langkah solutif dan antisipatif ditempuh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), yang secara teknis dilaksanakan oleh UPT Pelatihan dan Pendidikan Pertanian.
Seluruh komponen di bawah BPPSDMP itu wajib turun, terutama tenaga medik dan paramedik.
BACA JUGA: Terima Bantuan Vaksin, Wagub Jambi Apresiasi Kementan dalam Penanganan PMK
Hal itu dilakukan sebagai peran aktif menanggulangi penyebaran PMK.
“Semua harus turun ke lapangan,” kata Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi.
Untuk segera memutus penyebaran PMK, sebanyak 86 kegiatan diselenggarakan BPPSDMP hampir seluruh wilayah Indonesia.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk Pelatihan, Bimbingan Teknis, Sosialisasi, Pendampingan, Webinar, Desinfektan Kandang, Vaksinasi, hingga Pengobatan Hewan Ternak.
"Pelatihan Pengendalian dan Penanganan PMK dilaksanakan di wilayah Mojokerto Jawa Timur, Jawa Barat meliputi Depok, Bogor, Depok, dan Tangerang serta Bangka Tengah dengan total peserta mencapai 160 orang," terang Dedi.
Pelatihan penanggulangan itu diberikan oleh dokter hewan dan medik veteriner yang dibantu oleh berbagai unsur mulai dari pemerintah, tokoh mayarakat, dan mahasiswa.
Sementara, Pelatihan Vaksinasi juga diselenggarakan di Kota Batu dengan sasaran peserta terdiri dari dokter hewan, paramedik, dan mahasiswa FKH Surabaya dan Malang.
Diharapkan dengan pelatihan ini bisa memperlengkapi peserta pelatihan untuk menjadi tenaga vaksinator cadangan yang berkompeten.
Sementara di wilayah Mojokerto diselenggarakan pemberian Vitamin C dan perlakuan desinfektan total di 28 wilayah.
Pelatihan tidak hanya di Jawa Barat dan Jawa Timur sebagai wilayah terdampak terbanyak, UPT Binuang dan Kupang bergerak menyelenggarakan Pelatihan dan Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian PMK.
"Mulai dari memberikan pelatihan pengendalian hingga menyediakan tambahan tenaga vaksinasi dengan melatih mahasiswa, serta pemberian vaksinasi dua gelombang dengan target 100 dan 200 ekor per hari di wilayah Dinas Peternakan Kota/Kab Malang," kata Dedi lagi.
Dedi menambahkan jika BPPSDMP akan memanfaatkan berbagai kegiatan transfer of knowledge untuk mendukung upaya penanggulangan PMK.
Dia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi peserta dalam pengendalian dan pemberantasan PMK sekaligus mengurangi penyebaran.
“Untuk menanggulangi PMK ada berbagai cara, ada berbagai teknik, ada berbagai pendekatan. Jadi pelatihan ini sangat penting dan urgent," ujarnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Kalsel Apresiasi Keseriusan Kementan Tangani Wabah PMK
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian