jpnn.com, KULON PROGO - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya untuk meningkatkan ekspor produk pertanian. Salah satu fokusnya adalah mendorong petani muda agar dapat menembus pasar internasional.
Langkah ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, yakni tidak hanya untuk meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia, tetapi juga bertujuan memperluas pangsa pasar produk lokal, meningkatkan kesejahteraan petani, serta menciptakan lapangan kerja di daerah pedesaan.
BACA JUGA: Perusahaan Perikanan Asal Tual Ini Kembali Ekspor Kerapu Hidup ke Hong Kong
"Kegiatan ekspor kapan saja dan di mana saja merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian, sebagai upaya meningkatkan nilai tambah bagi petani kelapa melalui produk produk olahan, merambah di pasar internasional," kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) dalam siaran persnya.
Salah satunya, Koperasi Induk Nira Lestari yang diketuai oleh Ella Rizki selaku Young Ambassador Agriculture Program YESS, berhasil melakukan pelepasan ekspor gula semut ke negara tujuan Malaysia dan Kanada pada Kamis, 20 Maret 2025, di Girimulyo, Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting dari Kementerian Pertanian, Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri, Gubernur DIY yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana, serta jajaran penting lainnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menyebutkan pada pelepasan ekspor kali ini, sebanyak 20 ton gula semut diekspor ke Kanada dengan nilai mencapai Rp 800 juta, sementara 2 ton lainnya dikirim ke Malaysia dengan nilai Rp 300 juta.
BACA JUGA: Luar Biasa! Gula Semut Asal Magelang Berjaya di Pasar Malaysia, Sebegini Harganya
“Indonesia memiliki luas areal kelapa nasional mencapai 3,2 juta hektare, dengan 38.724 hektare di antaranya berada di D.I. Yogyakarta, yang menyumbang 50.605 ton produksi kelapa,” tutur Idha.
Hilirisasi kelapa menjadi produk turunan, seperti gula semut, telah memberikan nilai tambah yang signifikan bagi petani dan masyarakat.
Gula semut merupakan alternatif gula yang lebih sehat dibandingkan gula pasir, dengan kandungan indeks glikemik yang lebih rendah, sehingga cocok bagi mereka yang sedang mengontrol kadar gula darah.
Harga jual gula semut yang berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per kilogram mencerminkan potensi ekonomi yang besar dari pengolahan kelapa.
Selain itu, hilirisasi kelapa memungkinkan masyarakat untuk memanfaatkan kelapa tidak hanya sebagai buah konsumsi langsung, tetapi juga sebagai produk pangan alternatif yang lebih sehat.
Idha memberikan apresiasi tinggi kepada petani milenial yang berhasil memberdayakan petani kelapa di Kabupaten Kulon Progo.
“Upaya mereka telah membantu meningkatkan perekonomian lokal dan kesejahteraan petani,” ujar Idha.
Sementara itu, Wakil Bupati Kulon Progo, Ambar Purwoko menyampaikan bahwa pelepasan ekspor ini menjadi simbol semangat bagi seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Kulon Progo, khususnya petani kelapa, untuk terus meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas ekspor.
“Pemerintah daerah juga berkomitmen untuk mendukung pengembangan hilirisasi kelapa, serta memfasilitasi petani milenial dalam memperluas pasar ekspor mereka,” tutur Agung. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan: Gula Semut Organik Purbalingga Tembus ke Pasar Negeri Para Dewa
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan