Kementan: Kekurangan Air, Petani di FakFak Bisa Manfaatkan Embung

Kamis, 15 April 2021 – 14:39 WIB
Embung yang dipersiapkan untuk mengatasi kekeringan. Foto: Humas Ditjen PSP Kementan

jpnn.com, FAKFAK - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemerintah harus melakukan upaya antisipasi perubahan iklim terutama musim kemarau.

Mengingat manfaat infrastruktur air seperti embung, dam parit maupun long storage baru terasa ketika kemarau datang.

BACA JUGA: Tingkatkan Pelayanan, UPT Pelatihan Kementan Diminta Ciptakan Inovasi Baru

Hal itu disampaikan Mentan menanggapi petani di Desa Warisan Mulya, Kecamatan Tomage, Kabupaten Fak Fak, Papua yang mengandalkan embung atau penampungan air untuk mendapatkan pasokan air.

"Bangunan air seperti embung dan dam parit akan bermanfaat meskipun debit air kecil, air masih bisa teralirkan ke sawah-sawah petani. Sehingga petani bisa menambah pertanaman dalam setahun, dari satu kali menjadi dua kali," ujar Mentan SYL, Rabu (14/4).

BACA JUGA: 2 Tahun Pindah Agama, Salmafina Enggak Nyaman Ditanya Soal ini

Mentan SYL menambahkan, infrastruktur air ini juga sangat berguna dalam pengelolaan air lahan kering maupun tadah hujan.

Dirinya berharap masyarakat dan para petani bisa menjaga dan merawat apa yang telah dibangun oleh pemerintah. 

BACA JUGA: Kawasan Tenjo Makin Dilirik Pengembang

"Saya pesan kepada petani dan masyarakat agar menjaga dan memelihara embung dengan baik. Jangan sampai rusak atau terbengkalai karena ini kan manfaatnya selain buat petani juga masyarakat bisa menggunakan air di sini saat kekeringan," tuturnya.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menjelaskan, pembangunan embung masih diandalkan untuk mengantisipasi musim kering pada 2021.

Pembangunan itu diharapkan bisa menampung air hujan dan mengairi sawah, sehingga mampu meminimalisir kerugian petani. 

"Program pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber sumber mata air di tempat lain. Sehingga, ke depan, program embung mampu mengantisipasi kekeringan di lahan pertanian kita," harap Sarwo Edhy.

Menurut Sarwo Edhy, pembuatan embung sangat diperlukan. Jika musim hujan lahan tidak terendam air, di musim kemarau saat air dari irigasi tidak mencukupi maka embung bisa dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mengairi lahan padi atau tanaman pertanian lainnya.

"Kami meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik. Proyek konservasi lahan juga diharapkan menyelamatkan lahan kritis dengan menanamkan tanaman konservasi produktif," ujar Sarwo Edhy.

Sementara, Ketua Poktan Makmur mengatakan, embung ini mampu melayani hingga 25 hektar. Sumber air berasal dari Sungai.

"Dengan adanya embung ini, IP 100 menjadi IP 200. Sebelum ada embung, IP 200 hanya 10 ha, setelah ada embung IP 200-nya sudah seluruhnya," ujarnya.

Produksi sebelum ada embung 5,2 ton. Setelah ada embung menjadi 6 ton.

Sebelumnya, air sungai yang ada di dekat hamparan sawah tidak bisa dimanfaatkan maksimal, tapi sejak ada embung yang menjadi tempat penampungan, air sungai dialihkan dan tampung yang akhirnya bisa dialirkan baik ke sawah.

"Kami sangat bersyukur dan berterima kasih adanya embung ditempatkan di kelompok tani Makmur ini. Embung ini sudah dimanfaatkan, ketika musim tanam kedua dulunya hanya mampu tanami 10 ha, sekarang sudah full tertanami 25 ha," tukas Makmur.(ikl/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Syahrul Menjamin Ketersediaan Pupuk Bersubsidi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler