Mentan Syahrul Menjamin Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

Kamis, 15 April 2021 – 09:55 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan akan menanam padi lahan seluas 5,16 hektare pada musim tanam kedua yang berlangsung April-September 2021 mendatang. 

Benih yang dibutuhkan mencapai 258 ribu ton atau 117 persen di atas kebutuhan.

BACA JUGA: Kementan Dukung Pendistribusian Pupuk Bersubsidi di Klaten

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

"Jangan semua berpikir dengan pupuk subsidi, karena pasti tidak cukup. Pupuk dengan cara pembeliannya yang tersedia di lapangan juga menjadi bagian penting, karena pemerintah sudah mempersiapkan kredit usaha rakyat," kata Syahrul, Rabu (14/4).

BACA JUGA: Kebijakan Terbaru Mentan Soal Pupuk Bersubsidi, Begini Penjelasannya

Berdasarkan angka potensi dari BPS, luas panen selama Januari-Mei 2021 mencapai 5,37 juta hektare dengan produksi sebanyak 27,73 juta ton gabah kering giling (GKG).

“Artinya selama musim tanam periode Januari-Mei tersebut ada potensi surplus padi sebanyak 3,66 juta ton GKG,” ujar mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Beri Bantuan kepada Warga Terdampak Bencana Akibat Badai Seroja di NTT

Hasil kajian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP), Badan Litbang Pertanian, penggunaan urea, SP-36 dan NPK berpengaruh positif dengan nilai elastisitas 0,026. Bilamana penggunaan pupuk meningkat 10 persen, dipastikan produksi akan meningkat sebesar 0,26 persen.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy menambahkan tahun 2020 realisasi pupuk subsidi hingga 31 Desember mencapai 97,98 persen.

"Target alokasi sebanyak 8,9 juta ton, terealisasi sebesar 8,72 juta ton," kata Sarwo Edhy.

Untuk 2021, Sarwo Edhy mengatakan, dari target dalam setahun sebanyak 9,04 juta ton hingga 8 April sudah terealisasi sebesar 2.058.209 ton atau 22,76 persen. 

Pupuk urea dari target 4,166 juta ton terealisasi 952.623 ton atau 22,86 persen, SP-36 dari target 640.812 ton terealisasi 82.869 ton (12,93 persen), ZA dari target 784.144 ton, terelisasi 171.547 ton (21,88 persen).

NPK dari alokasi 2,66 juta ton, relealisasinya sebanyak 705.918 ton (26,52 persen), NPK formula khusus (alokasi 17.000 ton, realisasi 1.913 ton atau 11,25 persen), Organik granul (alokasi 770.850 ton, realisasi 143.349 ton atau 18,40 persen), organik cair (alokasi 1,5 juta ton, realisasi belum ada).

Sarwo menambahkan dampak pengunaan pupuk bersubsidi cukup besar. Pertama, penerima manfaat pupuk subsidi langsung adalah petani kecil dengan luas garapan 2  hektare.

Kedua, sasaran penerima subsidi pupuk adalah 16,6 juta petani berbasis NIK mencakup 32 juta ha luas tanam.

Ketiga, dengan alokasi subsidi sebesar Rp25,27 triliun. Artinya, rata-rata alokasi subsidi sebesar Rp 1,52 juta petani per tahun atau Rp 766 ribu ha per tahun.

“Subsidi harga pupuk akan mendorong penggunaan pupuk untuk mengoptimalkan potensi produktivitas varietas unggul,” ucap Sarwo Edhy.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan 2,1 juta ton pupuk untuk stok menghadapi musim tanam, mulai dari Lini 1 hingga ke Lini 4.

Bakir memastikan, Pupuk Indonesia bertanggung jawab dalam penyediaan dan penyaluran pupuk subsidi secara keseluruhan. Proses distribusinya dimonitor melalui teknologi Distribution Planning and Control System (DPCS) ke seluruh Indonesia dan ke seluruh kios.

Adapun untuk fasilitas distribusi, Pupuk Indonesia saat ini memiliki 9 unit pengantongan, 6 unit Distribution Center (DC), 203 kapal laut, 6.000 lebih truk, 595 gudang dengan kapasitas 3,1 juta ton, dan memiliki jaringan distributor sebanyak 1.200 dengan 29.000 lebih kios resmi.

"Semua fasilitas dan jaringan distribusi Pupuk Indonesia group, kami pastikan berjalan optimal untuk menyambut musim tanan kedua ini," kata Bakir.

Sebagai produsen, lanjut Bakir, Pupuk Indonesia berkewajiban untuk menyalurkan pupuk subsidi sesuai alokasi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pada 2021 alokasi pupuk subsidi dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 49 Tahun 2020 sebesar 9,04 juta ton dan 1,5 juta liter pupuk organik cair.

Selain kewajiban menyalurkan pupuk subsidi, lanjut Bakir, Pupuk Indonesia juga menyediakan stok pupuk non-subsidi yang saat ini berjumlah 754 ribu ton.

“Upaya ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan petani yang belum ter-cover dalam skema pupuk subsidi," ujar Bakir.(cr3/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler